Kicauan bocah ga jelas. Hati-hati ikutan ga jelas.

Rabu, 30 Desember 2015

Ngapain Sedekah? (Writing Challenge #7)

Assalamu'alaikum wr.wb

Pagi teknik! Eaa. Masih pagi yaa..
Buat penyemangat hari ini, bisa dibaca nih tulisan gue yang gue kirim di Young On Top.
Ini link-nya Ngapain Sedekah?
Kalau mager buka kesana, gue copas di sini aah biar bisa langsung dibaca. Mungkin agak bosen dengan jokes-nya, karena ini jokes lama yang gue pake berulang terus hehe. Tapi yang penting intinya yaah. Selamat menikmati. Semoga bermanfaat.

Wassalamu'alaikum wr.wb
Ibni Ikhsan R



----------------------------------------------------------------
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Halo guys, lagi pada ngapain? Semoga apapun yang sedang kalian lakukan dapat selesai dengan hasil yang terbaik sesuai kehendak Tuhan yah.
Nah, seperti yang udah kalian baca judulnya, kali ini saya mau bahas tentang sedekah. Mungkin kedengerannya materi ini berat. Iya kan? Jujur deh. Padahal, kalau kalian sadar, kalian lagi baca loh dan nggak denger apa-apa. Jadi nggak ada yang kedengerannya berat kan. *garing*
Mungkin tulisan ini akan saya bungkus dengan visualisasi yang berbeda karena saya berani berbeda. Eaaa. Jadi, jangan serius-serius yaa, ntar jadian. Terus kalian baru sadar udah menghabiskan beberapa menit buat baca tulisan ga jelas. Jadi, saatnya kalian tentukan sekarang, mau lanjut baca atau nggak. Hehe ga deng, bercanda. Serius banget, kayak lagi SBMPTN. *lagi terobsesi jadi penulis blog gaul*
Saya bukan pakar atau orang ahli. Jadi, sama sekali saya nggak menggurui. Saya cuma bocah (bau kencur) yang mau berbagi sedikit inspirasi kepada teman-teman melalui tulisan ini. Di sini juga saya akan bahas dengan sudut pandang universal.
Kenapa di awal saya bertanya bahasan ini berat atau tidak? Karena kalau berat nanti ban motornya kempes. Hmm bukan itu. Karena di beberapa kejadian yang saya temukan, jika membicarakan tentang sedekah, maka anak muda jaman sekarang tidak tertarik atau kurang begitu antusias. Mungkin mereka lebih tertarik dengan tugas-tugas kuliahnya yang telah merenggut kebebasannya. Ada beberapa tipe orang yang acuh tak acuh terhadap sedekah dengan alasan yang mereka lontarkan masing-masing, diantaranya:
“Sedekah mah nanti aja kalau kita udah sukses banyak uang.” Kata si Matre. Si Matre ini menganggap kesuksesan adalah segalanya tentang uang.
“Kita buat makan sehari-sehari aja susah, gimana mau sedekah.” Kata si Ankos, Anak Kos.
“Ngapain sedekah, nanti duit kita abis.” Kata si Pelit. Si Pelit ini duitnya banyak, tapi ya namanya juga anak-anak.
“Lagi nabung mau beli ip**h*on*ne (((sensor))) 10s nih, jadi ntar aja sedekahnya.” Kata si Ambisius. Ambisius ini kebelet gaul di lingkungannya.
Kira-kira teman-teman masuk ke kriteria yang mana? Saya yakin, teman-teman semua nggak ada yang masuk kriteria tersebut. Cieee.
Saya merasa yang dikatakan mereka ialah hal yang keliru. Sedekah bukannya sesuatu yang hanya dilakukan ketika kita sedang banyak uang.  Karena, sedekah bukan hanya tentang uang. Dan sedekah butuh strategi. Selagi nggak punya uang, tapi, masih ada cara lain yang bisa dilakukan. Berbuat baik kepada orang lain juga merupakan sedekah. Misalnya gunain keahlian kita buat sedekah. Kayak ngajar, membantu orang, dll. Kalau belum punya keahlian (ga mungkin sih), paling minimal ialah tersenyumlah kepada orang lain. Mau dong disenyumin kamu.
Kemudian, apakah sedekah membuat harta kita berkurang dan lama-lama akan habis? Jawabannya nggak. Sedekah itu sama sekali nggak membuat uang kita habis, justru malah bertambah. Lalu ada yang bertanya, saya udah sering sedekah tapi kok masih gini-gini aja? Oh kalo gitu sukurin wkwk canda. Kalau menurut saya, kurang ikhlas berarti. Kalau bahas ikhlas nanti lebih panjang lagi. Oke, intinya ikhlas itu seperti surat al-ikhlas, tidak satupun ada kata i-k-h-l-a-s di dalamnya. Atau gampangnya, ikhlas itu analogi sederhananya seperti buang air besar. Dikeluarin begitu saja dan nggak pernah dipikirin lagi. Iya. Jangan seperti mantan yang selalu dipikirin ya.
Nah balik lagi, jadi ketika sedekah, uang kita bertambah dari mana? Tambahannya itu dapat dibalas sama Tuhan secara tunai ataupun kredit. Tergantung dari kapabilitas diri kita apakah sudah pantas dan butuh untuk menerima balasannya atau belum. Jika kita dirasa pantas dan butuh, maka secara tunai Tuhan akan membalasnya. Dan jika dirasa belum, maka Tuhan dapat membalasnya dengan cara yang tidak kita duga-duga, dapat diberikan secara bertahap ataupun tunai tapi nanti. Hal ini karena Tuhan tidak memberi apa yang kita inginkan, melainkan memberi apa yang kita butuhkan. Saya sendiri telah merasakan betapa nikmatnya jika kita melakukan sedekah. Uang yang kita keluarkan untuk sedekah sering kembali ke kantong kita dengan berlipat ganda.
Logika sederhananya gini:
Uang milik siapa? Uang siapa yang ngasih? Sesungguhnya harta yang rasanya kita miliki saat ini adalah titipan dari Tuhan, setuju? Iya. *jawab sendiri* Nah, uang itu miliki Tuhan, terus kalau kita bersedekah (membelanjakan di jalan Tuhan), Tuhan senang gak? Pasti akan senang. Terus kalau Tuhan senang, bakal dikasih lagi gak? Iyalah jelas.
Mas Ippho Santosa pernah membuat simulasi matematika sedekah. Aturannya kayak gini, jika kita ngasih 1, maka kita akan mendapat 10. Di versi matematika sedekah, 1 dikurang 1 bukan 0, tetapi 10. Karena setiap kita ngasih 1 maka akan mendapat 10 kali lipat. Jadi, 10-1=19. 10-2=28, dst. Coba jawab ini. Kalau kita punya uang 100rb, kemudian kita sedekahin 50rb. Maka uang kita jadi berapa? Jawabannya bukan jadi tinggal 50rb, tetapi (100-50)+(50x10)=550rb. Jadi tambah banyak deh. Tapi jangan pakai ini di UAS kalkulus ya, ntar nggak lulus.
Tambahan rezeki yang Tuhan kasih sebenarnya ialah ujian dari Tuhan. Tuhan bilang, waktu saya kasih rezeki dia segini, dia sedekah. Ah coba saya kasih lebih, orang ini akan tetap bersedekah atau nggak ya. Apa jangan-jangan justru nggak sedekah setelah rezekinya banyak. Jadi, hati-hati dengan tambahan rezeki yang Tuhan kasih, bisa jadi itu ujian buat kita.
Sedekah juga bisa untuk membersihkan rezeki kita. Karena sejatinya, setiap rezeki yang kita terima, terdapat hak orang lain di dalamnya. Jika kita nggak mau mengeluarkannya, yaa gimana yaa, kita makan hak orang lain jadinya. Maka, sering ditemukan kasus orang yang sakit dirawat di rumah sakit mengeluarkan biaya besar, bisa jadi karena kurang bersedekah. Karena, bersihnya rezeki kita dapat menolak bala dan bencana bagi diri kita. Ditambah lagi, sifat uang adalah semakin kita simpan, semakin mendesak untuk dikeluarkan. Jadi, jika tidak kita keluarkan untuk bersedekah, maka ia akan mendesak dikeluarkan untuk hal yang lain. Gitu deh jadinya.
Dulu ada seorang teman SMA saya, dia hidup di keluarga dokter. Ayahnya dokter, ibunya dokter, kakaknya dokter, sampai pembantunya dokter. Ye kali wkwk. Kalau dokter mah nggak jadi pembantu. Waktu di SMA, hobinya berbeda dengan teman-teman lain, yaitu bersedekah. Ia loyal dan dermawan kepada siapa saja, termasuk teman-temannya yang jadi objek sedekahnya (sering nraktir). Sekarang ia kuliah di Kedokteran UNAIR dan merasa bisa masuk kesana karena sedekahnya.
Satu lagi teman saya, hidupnya pas-pasan. Di sekolah hidup dengan berjualan roti. Tapi, ia sangat gemar bersedekah. Ia ramah kepada setiap orang. Tersenyum dan menyapa semua warga sekolah adalah hobinya. Ketika SMA, akademisnya biasa-biasa aja. Namun, ketika SBMPTN, ia mengisi lembar jawaban komputer dengan jawaban A semua. Jadi lucu gitu buletan di LJK nya lurus doang wkwk. (don’t try this at home). Tapi nyatanya, ia diterima di Teknik Kimia ITS. Ia mengaku kekuatan sedekahlah yang menolongnya.
Nah, itu yang saya katakan bahwa Tuhan bisa membalasnya dengan cara yang tidak kita duga-duga.
Itulah sedikit dari kisah yang semoga bisa menginspirasi teman-teman. Tapi kisah di atas jangan ditiru ya, karena kalian punya sidik jari kemenangannya masing-masing. Cobalah ukir jejak kalian sendiri. Sekarang saya tantang kalian, yuk kita berlomba-lomba dalam bersedekah. Bersedekahlah yang terbaik dengan harta yang paling disayangi, insya Allah, harta kita nggak akan habis, dan justru malah bertambah. Ditunggu kisah inspiratif bersedekah ala kalian masing-masing. Jangan buat nunggu terlalu lama ya, saya ga suka digantungin.
Maafinnya kalau banyak salah. Karena saya cuma manusia (penuh dosa). Yang benar datangnya dari Allah, dan yang salah dari diri saya pribadi.
Have a nice day all!
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ibni Ikhsan R
Mahaiswa Teknik Industri Universitas Indonesia
Young On Top Depok
-----------------------------------------------------------------

Selasa, 29 Desember 2015

Tips Lulus Mendapatkan SNMPTN UNDANGAN (Writing Challenge #6)

Assalamu'alaikum wr.wb

Menarik ga judulnya? Apa biasa aja? Wkwk. Tulisan ini gue persembahkan dengan penuh rasa cinta kepada adik-adik kelas 12 yang pada kebelet kuliah. Karena sekarang gue berprofesi sampingan menjadi seorang teman belajar (bukan guru ya) buat yang lagi berjuang mengakhiri masa putih abu-abunya. Yang setiap hari kerjaannya nulis status "bosen sekolah" "mau cepet-cepet kuliah". Hati-hati dek, kuliah nggak gampang. Pikirin baik-baik yah, jangan sampai nanti pas udah kuliah malah ngebet mau nikah aja. Nggak sedikit yang kayak gitu. Dek, kuliah gak seperti yang ada di FTV :(

Btw, siapa yang mau masuk kuliah lewat jalur undangan? Bayangin loh diundang. Apa ada yang nggak mau? Yaudah silakan pergi dari sini sekarang juga. Buat yang mau, silakan baca baik-baik yah semoga bermanfaat dan bisa membantu. Bukan membantu diterima di undangan yah, gue bukan rektor -_-

SNMPTN adalah sebuah seleksi masuk perguruan tinggi negeri secara nasional TANPA TES. Seleksinya cuma pakai nilai rapor. Ada yang bilang ditambah nilai UN juga. Tapi sepengamatan gue sih UN-nya nggak terlalu dipakai, cuma dilihat lulus atau tidak (ini pas gue lulus SMA tahun 2013). Sedangkan mulai 2014, nilai UN-nya dipakai sebagai pertimbangan katanya. SNMPTN ini dulunya bernama PMDK. Sedangkan SNMPTN itu sendiri yaitu seleksi masuk dengan TES TERTULIS yang sekarang bernama SBMPTN. Iya, seleksi masuk ini emang namanya sering banget ganti. Kalau nggak update berita bisa bingung sendiri nantinya. Beberapa tahun terakhir kuota masuk PTN lewat SNMPTN paling besar, mencapai 50%. Kemudian 30% nya dari SBMPTN (tes tertulis), dan sisanya ujian mandiri dari kebijakan kampus masing-masing. Jalur belakang lewat kenalan rektor ga diitung yah. Kalau punya duit banyak, silakan coba -_-

Masuk PTN lewat jalur undangan itu enak banget loh. Disaat orang lain masih berjuang sekuat tenaga, bimbel dari pagi sampai pagi lagi (ga pulang dong?). Sampe nyanyi "Kurela pergi, pagi pulang pagi, hanya untuk bimbel sana sini" #garing. Nah, yang udah dapet undangan udah nggak ngapa-ngapain. Gue dulu kerjaannya tiap hari cuma nyemangatin temen-temen yang masih berjuang haha. Buat yang di inten, di GO, di NF, di BTA, dimana pun deh sama aja. Kerjaan gue cuma bilang "Semangat ya kalian!". Udah tinggal selonjoran kaki sambil main FIFA buat nunggu info dan nyiapin berkas buat daftar ulang aja. Enak kan.

SNMPTN emang nggak ada standarnya. Atau ada yang bilang itu hoki-hokian. (iya itu yang bilang yang pada ga dapet undangan wkwk). Enak aja, kita belajar serius dari kelas 10 atuh, perjuangan kita berat. *membela diri*. Soalnya kita bener-bener nggak tahu kayak gimana persaingannya secara persis. Nggak salah sih yang bilang gitu. Hal ini karena SNMPTN bukan seleksi yang bisa dikuantitasi. Beda sama SBMPTN yang bener-bener nguji kemampuan lo pada saat itu juga. Ranking 1 nggak menjamin dapet undangan. Dan ranking terakhir juga nggak menjamin nggak dapet undangan. Udah banyak kok pengalamannya. Semua bisa terjadi di medan ini. Nah maka dari itu, butuh strategi buat mendapatkannya. Alhamdulillah 2,5 tahun yang lalu, gue bisa diterima di Teknik Industri Universitas Indonesia lewat jalur undangan. Berikut 10+1 tips dari gue buat mendapatkan SNMPTN Undangan.

1. Pelajari secara seksama dan mendetail seluruh informasi yang dikeluarkan oleh panitia SNMPTN
Website resmi ada di http://snmptn.ac.id, informasi yang resmi insya Allah ada di sana. Pelajari dengan baik dan mendetail. Tapi jangan diapalin, gak keluar di UN. Mending belajar ngapalin biologi aja tuh hafalan semua -_- Namun, untuk menambah preferensi, kalian bisa cari informasi dimana saja. Apalagi jamannya udah serba internet. Bisa di blog, facebook, twitter, dll. Namun hati-hati, jika terdapat informasi yang tidak meyakinkan, lebih baik bertanya ke panitia pusat. Gue dulu gitu, baca panduan di website SNMPTN sampe bener-bener ngerti. Terus juga sering-sering browsing nyari info. Setinggi apapun nilai kalian tapi kalau prosedurnya salah gimana?

2. Pilih Jurusan dan Universitas yang sesuai dengan nilai rapor*
*poin ini nggak ada hubungannya sama pemilihan jurusan sesuai passion/keinginan yah, pada tahap ini dianggap kalian udah menentukan jurusan yang dituju.

Setelah kalian tahu mau masuk jurusan apa, maka kalian harus ngaca. Ambil kaca, lihat nilai kalian di rapor. Kalau ga punya kaca ya numpang ke toilet di mall deh. Kacanya gede. Atau ke salon. Atau minimal banget kaca spion lah. Kita emang ga tahu standarnya kayak gimana dan pesaing yang lain nilainya seperti apa. Tapi seenggaknya bisa dikira-kira. Misalnya kalian mau masuk FK UI. Nilai rata-rata rapor kalian 85. Hajar gak? Kalau gue sih nggak, karena gue yakin yang mau masuk FK UI pasti anak-anak pinter yang nilainya di atas 90an. 

3. Cek data peminat tahun lalu di website
Biasanya data ini dikeluarkan panitia pada saat pendaftaran SNMPTN telah dibuka. Dari situ bisa dilihat deh, ada data daya tampung dan peminat. Dan setelah itu bisa diketahui seberapa ketat persaingannya. Emang sih ini data tahun lalu, tapi seenggaknya ada gambaran dari tahun lalu. Persaingan didefinisikan sebagai perbandingan antara daya tampung dengan peminat pada suatu jurusan di perguruan tinggi tertentu. Misalnya kalian udah nentuin mau masuk FK, maka dengan nilai rata-rata 85 solusinya adalah cari perguruan tinggi lain yang tingkat persaingannya lebih kecil dari FK UI.

4. Mau Lintas jurusan?
Bebas sih sebenernya. Asal kalian telah baca ketentuan dari masing-masing perguruan tinggi. Karena beda-beda. Ada yang lintas jurusan boleh-boleh aja. Ada yang nggak. Selama kalian yakin ya hajar aja. Yang gue temuin temen kampus di FE aja banyak anak IPA yang diterima lewat jalur undangan kok. Tapi kalau dari satu sekolah gue, yang lintas jurusan nggak ada yang diterima hehe. Tapi ya pada akhirnya mereka pada diterima lewat SBMPTN. (curang ya anak IPA). Buat menghindari hal itu ya lebih baik pilih jurusan sesuai kelas aja. Kalau anak IPA ya pilih IPA, jangan murtad. Gue dulu juga mau masuk manajemen (fakultas ekonomi), tapi gue dari IPA. Setelah konsultasi dengan guru BK, akhirnya munculah pilihan Teknik Industri yang ilmunya mirip-mirip sama manajemen tapi buat IPA. Jadi, gue nggak perlu lintas jurusan deh dan dikatain murtad deh. Nggak jadi tega ngambil lahan anak IPS juga deh.

5. Mantapkan pilihan
Silakan mantapkan pilihan kalian. Harus serius kalau udah milih. Ga mau kan udah dipilih tapi ga diseriusin sama gebetannya. Karena pengalaman dari tahun ke tahun adalah banyak yang udah diterima lewat jalur undangan tapi malah nggak diambil. Alasannya katanya sebenernya nggak mau jurusan itu. Huft kan sayang banget. Mending sayang banget sama kamu sih. Kasian temen-temen yang mau situ tapi nggak diterima. Oiya, kalau nolak undangan juga katanya menyebabkan sekolah kita di-black-list oleh perguruan tinggi nya. Dan ini berpengaruh kepada adik-adik kelas kita nantinya. Masa tega sama dede gemesnya.

6. Cek pesaing dari satu sekolah
Sebelum mikirin pesaing siswa-siswi dari sekolah-sekolah lain se-Indonesia, pikirin dulu saingan dari satu sekolah. Hal ini karena yang gue tahu SNMPTN memakai sistem kuota. Jadi, mungkin udah dijatahin setiap sekolahnya. Gue sih dulu ngerasanya kayak gitu. Tapi guru BK gue dulu keren. Manggilin setiap orang yang punya pilihan sama, Misalnya gue dulu kan mau teknik industri UI, nah dikumpulin tuh semua yang mau teknik Industri UI. Bener-bener terbuka disitu, masing-masing dikasih lihat nilainya. Yang nilainya lebih rendah dikasih pilihan lagi, mau tetap pilih itu atau ganti PTN yang lain. Dari 7 orang yang punya pilihan sama, 3 di antaranya pindah, 4 tetap (termasuk gue). Dan alhamdulillah, karena nilai gue emang yang paling tinggi dari berempat itu, menyedihkan gue doang yang diterima.

7. Cek alumni dan akreditasi sekolah
Cek akreditasi sekolah kalian. Terus katanya reputasi sekolah bisa dilihat dari alumninya. Maka dari itu, cek alumni dari sekolah kalian yang berkuliah di jurusan yang kalian mau. Gimana track recordnya dia. Kalau dia pinter, IP nya bagus, bukan nggak mungkin kalian diprioritaskan sama PTN karena mereka telah puas dengan siswa sekolah kalian sebelumnya. Begitu pun sebaliknya. Tapi waktu gue, kakak kelas gue belum ada yang masuk teknik industri UI sama sekali. Adanya satu, anak ekstensi doang. Terus sampai sekarang, belum ada lagi anak 77 yang masuk sejurusan gue. Ini berarti track record gue jelek kali wkwk. Nah, maka dari itu. Dek, doain kami ya, semoga IP kami naik terus, biar kamu bisa meneruskan jejak kakak-kakakmu di sini.

8. Buat urutan pilihan terbaik
Jangan salah dalam membuat urutan pilihan. Jangan pernah mengharapkan pada pilihan kedua apalagi ketiga. Lagian siapa yang mau dijadiin yang kedua :( Karena menurut survey tahun 2014, 81% nya diterima di pilihan jurusan 1 kampus 1. Gue dulu pilihan keduanya manajemen IPB. Seandainya gue mengharapkan gue dapet di pilihan kedua, wah bisa satu kampus sama si dia, bahkan satu fakultas :(

9. Sertakan sertifikat terbaik
Katanya sertifikat ini membantu sebagai preferensi. Tapi waktu gue dulu nggak pake sertifikat apa-apa. Iyalah nggak pernah menang lomba apa-apa. Kalau kalian juara makan kerupuk se-kabupaten silakan tuh sertifikatnya dicantumin. Siapa tahu bisa membantu.

10. Sedekah, berbuat baik dan berdoa
Banyakin sedekah, berbuat baik, dan berdoa. Insya Allah deh. Nih bacaan bagus buat sedekah http://cerita-icanbunbun.blogspot.co.id/2015/12/ngapain-sedekah-writing-challenge-7.html

11. Jangan pernah nyakitin orang tua
Nah kalau menurut gue ini yang paling penting. Kalau 10 tips di atas udah kalian lakukan dengan sebaik-baiknya, tetapi poin ini nggak. Hmm susah kayaknya. Selalu berbuat baik kepada orang tua kalian. Jangan pernah melawan dan menyakiti hatinya. Percaya deh, doa orang tua itu langsung diangkat. Apalagi doa mama aka ibu aka nyokap aka mami aka mimi aka mamah aka mommy aka mom aka bunda, terserah deh panggilannya apa. Selalu ingat, ridhallahi fi ridhal walidain. Ridho Allah terletak pada ridho orang tua. Kalau misalnya orang tua ga ridho, gimana Allah mau ridho?

Itu aja yang bisa gue share, semoga bisa bermanfaat :)
Have a nice day all!

Wassalamu'alaikum wr.wb
Ibni Ikhsan R

Senin, 28 Desember 2015

Apa Pendapatmu Tentang Ini? Dampak Pelebaran Jalan (Writing Challenge #5)

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Assalamu'alaikum warahmatullaah wabarakatuh
Semoga yang jawab dapet pahala.
Yang belum jawab semoga dikasih kesempatan buat menjawab salam yang lain ya, karena salam itu doa loh.

Btw, gue mau ngasih liat apa yang gue temuin beberapa minggu belakangan ini setiap balik dari kampus. Langsung aja yah ini fotonya.


Gue: ada yang aneh ga dari gambar itu?
Lo: iya ada
Gue: apa?
Lo: bingung nih, kok pohon bisa numbuh tanpa pot
Gue: pohon segede gitu potnya semana.....

Jadi gini ceritanya, tadinya, pohon itu numbuh di trotoar. Tepatnya, di Jalan Pasar Minggu Raya arah Pancoran sebelum pertigaan Kalibata. Pokoknya di situ deh, sebelum ke arah Taman Makam Pahlawan. Jalanan ini tiap hari gue lewatin setiap pulang kampus. Kenapa pulang doang? Karena berangkatnya ga lewat situ, lewat seberangnya wkwk. Ga deng, emang berangkatnya beda jalan.






Oiya balik lagi, jadi itu tadinya pohon itu adanya di trotoar kayak gitu. Nah seperti biasa program pemerintah yang selalu melebarkan jalan untuk mengatasi kemacetan. ((Padahal sih gak ngaruh orang kendaraanya nambah terus)). Jalanannya dilebarin. Akibatnya itu, pohonnya ada di jalanan (di luar trotoar). Terus yang bikin gue bingung adalah kenapa gak ditebang ya pohonnya. Atau mungkin pemerintah galau mau ditebang ntar nambah panas jakarta. Hot ya? Emangnya cabe-cabean.

Nih foto-foto lengkapnya. Kalau cuma satu pohon sih mungkin wajar, lah ini berderet begitu semua. Jadi gue pernah pas balik sore-sore macet kan tuh disitu sampai lampu merah. Motor gue kan jalannya di kiri ngikutin motor-motor pada umumnya. Nah pas disitu, ketemu pohon gede. Jadi semuanya ke kanan dulu terus ke kiri lagi. (ngga kebayang ya? yaudah ga usah dibayangin, bayangin gue aja). Coba kalau lo bawa motor rasain lewat sini yaa, sekitaran jam 4-6 sore.











Coba nih menurut kalian harus diapain nih pohon? Ditebang? Atau didiemin aja? Atau punya solusi lain? Jual aja di olx atau kaskus. Eaa dasar mata duitan. Gue sih mikirnya di pindahin lagi ke atas trotoar wkwk. *yekali gimana caranya*. Tapi ntar kalau di atas trotoar, fungsi trotoar pada awalnya yaitu buat pejalan kaki malah jadi ga berfungsi dong. Gimana ya?

Salam,
Ibni Ikhsan 

Minggu, 27 Desember 2015

Kutipan Kalimat/Quotes Novel Rindu Tere Liye (Writing Challenge #4)

Hello guys, gimana liburan? Pasti seru ya. Kalau kemana-kemana ajak gue dong, kasian nih nggak kemana-mana. #serius #butuhrefreshing



Ngomongin jalan-jalan gue langsung teringat sama kisah perjalanan panjang di novelnya Bang Tere Liye. Judulnya Rindu. Pas juga sih momennya, gue lagi rindu banget sama seseorang di sana. Hai yang di sana, cepet pulang yaa, aku rindu. Siapa aja deh yang ada di sana.

Sebenernya perjalanannya ga panjang sih, cuma perjalanan sebulan di kapal laut. Tapi tebel novelnya 544 halaman wakakak. Mungkin lo pada ada yang udah baca novelnya. Kalau udah baca alhamdulillah. Kalau belum baca, baca ya. Kalau ga punya pinjem sini boleh. Siapa tau abis pinjem-pinjeman novel bisa jodoh.

Awalnya gue kira novel best seller ini tentang sepasang kekasih. Ternyata salah. Novel ini menceritakan perjalanan menjalankan ibadah rukun islam yang kelima yaitu pergi ke tanah suci. Latar waktu yang dipakai juga menarik, yaitu tahun 1938 yang mana pada tahun tersebut Indonesia masih dalam keadaan dijajah oleh Belanda. Sedangkan latar tempatnya full di atas kapal laut yang membawa penumpang dari Indonesia (Hindia Belanda nama jaman dulunya) ke tanah suci Mekkah, Kapal Blitar Holland.

Gue bukan mau share resensi novelnya. Silakan kalian bisa langsung baca sendiri sampai habis karena itu sangat menarik. Tapi gue mau share kutipan-kutipan yang ada di novel Rindu karya Tere Liye yang menurut gue keren parah karena isinya terdapat berbagai pelajaran hidup. Harapannya kutipan-kutipan kalimat ini bisa menjadi renungan buat kita semua. Dan kalau bisa diaplikasikan di kehidupan, bukan nggak mungkin akan membuat kita lebih ikhlas dan bersyukur dengan apa yang kita jalani di kehidupan yang fana ini.

"Perjalanan kita mungkin masih jauh sekali. Tentu saja bukan perjalanan kapal ini yang kumaksud. Meski memang jarak Pelabuhan Jeddah masih berminggu-minggu. Melainkan perjalanan hidup kita. Kau masih muda. Perjalanan hidupmu boleh jadi jauh sekali, Nak. Hari demi hari, hanyalah pemberhentian kecil. Bulan demi bulan, itu pun sekadar pelabuhan sedang. Pun tahun demi tahun, mungkin itu bisa kita sebut dermaga transit besar. Tapi semua sifatnya adalah pemberhentian. Dengan segera, kapal kita berangkat kembali, menuju tujuan yang paling hakiki." Hal 284.

"Maka jangan pernah merusak diri sendiri. Kita boleh jadi benci atas kehidupan ini. Boleh kecewa. Boleh marah. Tapi ingatlah nasihat lama, tidak pernah ada pelaut yang merusak kapalnya sendiri. Akan dia rawat kapalnya, hingga dia bisa tiba di pelabuhan terakhir. Maka, jangan rusak kapal kehidupan milik kau, Ambo, hingga dia tiba di dermaga terakhirnya." Hal 284.

"Sungguh, kalau kau berusaha lari dari kenyataan itu, kau hanya menyulitkan diri sendiri. Ketahuilah, semakin keras kau berusaha lari, maka semakin kuat cengkeramannya. Semakin kencang kau berteriak melawan, maka semakin kencang pula gemanya memantul, memantul, dan memantul lagi memenuhi kepala." Hal.312.

"Cara terbaik menghadapi masa lalu adalah dengan dihadapi. Berdiri gagah. Mulailah dengan damai menerima masa lalumu. Buat apa dilawan? Dilupakan? Itu sudah menjadi bagian hidup kita. Peluk semua kisah itu. Berikan dia tempat terbaik dalam hidupmu. Itulah cara terbaik mengatasinya. Dengan kau menerimanya, perlahan-lahan, dia akan memudar sendiri. Disiram oleh waktu, dipoles dengan kenangan yang lebih bahagia." Hal.312.

"Tentang penilaian orang lain, tentang cemas diketahui orang lain siapa kau sebenarnya. Maka ketahuilah, Nak, saat kita tertawa, hanya kitalah yang tahu persis apakah tawa itu bahagia atau tidak. Boleh jadi, kita sedang tertawa dalam seluruh kesedihan. Orang lain hanya melihat wajah. Saat kita menangis pun sama, hanya kita yang tahu apakah tangisan itu sedih atau tidak. Boleh jadi kita sedang menangis dalam seluruh kebahagiaan. Orang lain hanya melihat luar. Maka, tidak relevan penilaian orang lain." Hal 313.

"Kita tidak perlu membuktikan kepada siapapun bahwa kita itu baik. Buat apa? Sama sekali tidak perlu. Jangan merepotkan diri sendiri dengan penilaian orang lain. Karena toh, kalaupun orang lain menganggap kita demikian, pada akhirnya tetap kita sendiri yang tahu persis apakah kita memang sebaik itu." Hal 313.

"Kita sebenarnya sedang membenci diri sendiri saat membenci orang lain. Ketika ada orang jahat, membuat kerusakan di muka bumi, misalnya, apakah Allah langsung mengirimkan petir untuk menyambar orang itu? Nyatanya tidak. Bahkan dalam beberapa kasus, orang-orang itu diberikan begitu banyak kemudahan, jalan hidupnya terbuka lebar. Kenapa Allah tidak langsung menghukumnya? Kenapa Allah menangguhkannya? Itu hak mutlak Allah. Karena keadilan Allah selalu mengambil bentuk terbaiknya, yang kita tidak selalu paham." Hal.373.

"Ada orang-orang yang kita benci. Ada pula orang-orang yang kita sukai. Hilir-mudik datang dalam kehidupan kita. Tapi apakah kita berhak membenci orang lain? Sedangkan Allah sendiri tidak mengirimkan petir segera? Kenapa kita harus benci? Kenapa? Padahal kita bisa saja mengatur hati kita, bilang saya tidak akan membencinya. Toh itu hati kita sendiri. Kita berkuasa penuh mengatur-aturnya. Kenapa ktia tetap memutuskan membenci? Karena boleh jadi, saat kita membenci orang lain, kita sebenarnya sedang membenci diri sendiri." Hal.373.

"Lahir dan mati adalah takdir Allah. Kita tidak mampu mengetahuinya. Pun tiada kekuatan bisa menebaknya. Kita tidak bisa memilih orang tua, tanggal, tempat....tidak bisa. Itu hak mutlak Allah. Kita tidak bisa menunda, maupun memajukannya walau sedetik. Kenapa Mbah Putri harus meninggal di kapal ini? Allah yang tahu alasannya. Dan ketika kita tidak tahu, tidak mengerti alasannya, bukan berarti kita jadi membenci, tidak menyukai takdir tersebut. Amat terlarang bagi seorang muslim mendustakan takdir Allah." Hal.470.

"Allah memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Segala sesuatu yang kita anggap buruk, boleh jadi baik untuk kita. Sebaliknya, segala sesuatu yang kita anggap baik, boleh jadi amat buruk bagi kita." Hal.470.

"Mulailah menerima dengan lapang hati. Karena kita mau menerima atau menolaknya, dia tetap terjadi. Takdir tidak pernah bertanya apa perasaan kita, apakah kita bahagia, apakah kita tidak suka. Takdir bahkan basa-basi menyapa pyn tidak. Tidak peduli. Nah, kabar baiknya, karena kita tidak bisa mengendalikannya, bukan berarti kita jadi makhluk tidak berdaya. Kita tetap bisa mengendalikan diri sendiri bagaimana menyikapinya. Apakah bersedia menerimanya, atau mendustakannya." Hal.471.

"Dalam Al Quran, ditulis dengan sangat indah, minta tolonglah kepada sabar dan shalat. Bagaimana mungkin sabar bisa menolong kita? Tentu saja bisa. Dalam situasi tertentu, sabar bahkan adalah penolong paling dahsyat. Tiada terkira. Dan shalat, itu juga penolong terbaik tiada tara." Hal.472.

"Apakah arti cinta sejati itu? Maka jawabannya, dalam kasus kau ini, cinta sejati adalah melepaskan. Semakin sejati perasaan itu, maka semakin tulus kau melepaskannya. Persis seperti anak kecil yang menghanyutkan botol tertutup di lautan, dilepas dengan rasa suka cita. Aku tahu, kau akan protes, bagaimana mungkin? Kita bilang itu cinta sejati, tapi kita justru melepaskannya? Tapi inilah rumus terbalik yang tidak pernah dipahami para pencinta. Mereka tidak pernah mau mencoba memahami penjelasannya, tidak bersedia." Hal.492.

"Lepaskanlah. Maka esok lusa, jika dia adalah cinta sejatimu, dia pasti akan kembali dengan cara mengagumkan. Ada saja takdir hebat yang tercipta untuk kita. Jika dia tidak kembali, maka sederhana jadinya, itu bukan cinta sejatimu. Kisah-kisah cinta di dalam buku itu, di dongeng-dongeng cinta, atau hikayat orang itu, itu semua ada penulisnya. Tapi kisah cinta kau, siapa penulisnya? Allah. Penulisnya adalah pemilik cerita paling sempurna di muka bumi. Tidakkah sedikit saja kau mau meyakini bahwa ksiah kau pastilah yang terbaik yang dituliskan." Hal.492.

"Dengan meyakini itu, maka tidak mengapa kalau kau patah hati, tidak mengapa kalau kau kecewa, atau menangis tergugu karena harapan, keinginan memilki, tapi jangan berlebihan. Jangan merusak diri sendiri. Selalu pahami, cinta yang baik selalu mengajari kau agar menjaga diri. Tidak melanggar batas, tidak melewati kaidah agama. Karena esok lusa, ada orang yang mengaku cinta, tapi dia melakukan begitu banyak maksiat, menginjak-injak smeua peraturan dalam agama, menodai cinta itu sendiri. Cinta itu ibarat bibit tanaman. Jika ia tumbuh di tanah yang subur, disiram dengan pupuk pemahaman yang baik, dirawat dengan menjaga diri, maka tumbuhlah dia menjadi pohon yang berbuah lebat dan lezat. Tapi jika bibit itu tumbuh di tanah yang kering, disiram dengan racun maksiat, dirawat dengan niat jelek, maka tumbuhlah ia menjadi pohon meranggas, berduri, berbuah pahit." Hal.493.

"Jika harapan dan keinginan memiliki itu belum tergapai, belum terwujud, maka teruslah memperbaiki diri sendiri, sibukkan dengan belajar. Sekali kau bisa mengendalikan harapan dan keinginan memilki, maka sebesar apa pun wujud kehilangan, kau akan siap menghadapinya. Jika pun kau akhirnya tidak memilki gadis itu, besok lusa kau akan memperoleh pengganti yang lebih baik." Hal.493.

ttd
Ibni Ikhsan R

Kamis, 24 Desember 2015

Selamat Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1437 H (Writing Challenge #3)

Assalamualaikum wr.wb



Hari ini. Tepat 14 abad yang lalu. Walau masih terdapat perbedaan tanggal kelahiran Rasulullah yang pasti (((googling sendiri))). Lahirlah manusia yang luar biasa. Manusia yang hampir menyentuh batas kesempurnaan.

Sang pejuang. Sang petarung. Yang telah membawa agama Allah sampai pada diri kita saat ini. Yang telah mengubah dunia yang penuh kejahiliyahan menjadi penuh penerangan. Utusan Allah yang dipercaya sebagai pembawa agama Islam yang rahmatan lil alamin.

"Dan tiadalah Kami memutus Kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam" (Al Anbiya ayat 107)


Selamat Memperingati Hari Kelahiran Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Semoga rasa cinta kita terus bertambah kepada beliau. Kita bisa terus mencontoh pribadi beliau dalam kehidupan sehari-hari. Hingga akhirnya kita bisa diberikan syafaat di hari akhir nanti dan bisa bertemu dengan beliau. sekalian minta selfie bareng

Wassalamualaikum wr.wb

#AkuCintaRasul

Selasa, 22 Desember 2015

Layanan Customer Service Call (Writing Challenge #2)

Assaamu'alaikum wr.wb

Di malam yang random ini, kerandoman gue kembali muncul. Anak UI kalau random gini nih ga jelas. *sok iye*. Ceritanya tadi siang abis selesai pameran matkul perancangan produk. Ntar kapan-kapan gue ceritain ya. *ga tau kapan*

Nah di kala kerandoman ini melanda, gue tiba-tiba resah sama mbak-mbak penerima telpon customer service. Gue bingung itu orang apa robot. Soalnya ngomongnya selalu sama. Teksnya sama. Intonasinya sama. Nadanya sama. Kayaknya mainnya dari E. Rendah gitu nadanya. Padahal dia sebut namanya beda. Kan aneh. Mulai deh imajinasi gue bermain. Jangan-jangan, layanan customer service punya keturunan khusus sendiri. Namanya keturunan customer service. Nanti di nama belakangnya selalu ada C.S. Counter Strike. *garing*. Misalnya nama orangnya Joko. Nah kalau Joko lahir di keturunan customer service bakal jadi Joko C.S, *tambah garing* *kriuk-kriuk* Jadi mereka bakal nikah sesama customer service. Anaknya pas baru lahir langsung diajarin "halo selamat siang, dengan Joko ada yang bisa dibantu?", terus dia bakal jadi customer service juga. Kalau kumpul keluarga susah deh tuh. Berisik ngobrol nadanya sama. Terus ntar anak-anaknya nikah lagi punya anak lagi. Gitu aja terus sampe utang Indonesia lunas. *maksa*

Atau, kemungkinan selanjutnya adalah ada yayasan customer care. Di yayasan ini bakal ada pendidikan khusus dari SD, SMP, SMA, bahkan pendidikan tinggi alias kuliah. Tiap hari cuma diajarin cara nerima telpon yang baik. Gurunya juga sama ngomongnya. Bahkan siswanya ga bisa bedain itu suara gurunya apa temennya. Iyalah orang nadanya sama. Bahkan satpamnya sekolahannya juga sama. Ntar kalau ada orang tua siswa yang nanya ke satpam "pak. kelas 12 udah pulang belom?". Satpamnya bakal jawab "tekan 1 untuk berbicara dengan customer service call kami."

Udah ah makin random makin ga jelas. Masih belom pulih nih tenaga akibat serangan semester 5. Jangan ikutan ga jelas ya. Nanti bakal seirng ada tulisan berbobot kok haha tenang aja.

Bye!
Ibni Ikhsan R


Libur Telah Tiba! (Writing Challenge #1)

Halo semuaaa!!!

Maafin gue yaa dua minggu kemarin sempet menghilang. UAS+tugas akhir semester lima ini cukup membantai diri gue. Mungkin, ini pelajaran bagi gue yang deadliners. Gue gak pulang-pulang dan cuma tidur sehari 1-2 jam. Dan itu pun tidurnya pas siang haha. Yaudalahya, namanya juga semester 5. Katanya, keringat mahasiswa TI semester 5 itu penuh dengan darah. *lebay*

Tapi sekarang, semua telah selesai. Yaaa. Selesaiiiiiii. Jadi, udah ga ada lagi yang namanya ke mall ngamatin parkiran. Ga ada lagi yang namanya ke restoran fast food ngintip-ngintp dapurnya. Ga ada lagi yang namanya main tamiya-tamiyaan lagi. Ga ada lagi yang namanya nganalisa kelayakan industri. Ga ada lagi yang namanya bikin layout pabrik. Ga ada lagi yang namanya ngerancang produk parfum. Itu semua udah menjadi bekal yang siap gue bawa di kehidupan nanti. Makasih semester 5!!

Selamat liburaaaan!! Sampai bertemu di semester 6!!

Ibni Ikhsan R

Kamis, 10 Desember 2015

Minggu, 22 November 2015

Self Service di SPBU Pertamina

Gue menggeser tombol di sebelah kiri stang si biru ke arah kiri. Lampu sen menyala pertanda gue telah memutuskan untuk mengisi bahan bakar untuk dia. Gue arahin si biru masuk ke halaman SPBU. Terlihat raut wajah si biru yang begitu excited ketika berada di halaman SPBU.

"Seneng ya?" Tanya gue pada dia.
"Lama banget, udah aus dari tadi." Jawabnya dengan nada datar.

Sejak beberapa kilometer tadi, si biru memang telah nampak keausan. Indikator telah berada di huruf E namun gue belum menemukan SPBU. Maafin gue ya, liat kan dari tadi emang ga ada pom bensin. Eh gue bukannya ngomong sendirian ya, si biru beneran bisa diajak ngomong kok. Coba aja kalau ga percaya besok ke partek (parkiran teknik) terus lu ajak ngobrol deh. Paling ditangkep satpam dikira mau nyolong motor.

Perjalanan yang cukup panjang di tengah teriknya matahari membuat tenaga gue cukup terkuras. Gue tergoda untuk mengisi bahan bakar untuk diri sendiri. Gue parkirin motor terlebih dahulu di depan minimarket yang berdiri kokoh di sana. Sebut aja bright. Minimarket andelan pom bensin. Gue masuk ke dalam dan seketika refleks langsung ke arah minuman dingin dan mengambilnya. Setelah transaksi dengan kasir selesai, rasa dahaga sedikit hilang, walau terasa masih ada yang bagian yang kering di tenggorokan. Terlihat si biru ngiri melihat minuman dingin segar. Kasian deh.

Gue raih kunci dari saku celana. Kemudian langsung gue arahin si biru masuk ke dalam antrian untuk diisiin bahan bakar. Antriannya cukup panjang dan lama. Bikin gue pengen modelin pake promodel nih terus gue cari optimalnya *kekesambet setan permod* *efek semester 5*. Biasa gue masuk ke antrian Premium, soalnya si biru maunya bahan bakar terbaik. Dimana-mana premium quality kan pasti yang terbaik. Mana ada pertamax quality. Premium=VIP. Udahlah ga penting. Bilang aja mau yang murah.

Namun, gue baru sadar, SPBU ini berbeda dari biasanya. Yang membuatnya berbeda adalah ga ada orangnya di tiap selang. Atau bahasa SPBU nya adalah counter. Iya, ga ada orang di setiap counternya. Cuma ada satu orang yang berdiri di depan layar. Terus gue bingung. Jangan-jangan ini SPBU hantu. Nanti hantu yang ngelayanin. Gue sejenak langsung ngebayangin betapa kerennya SPBU hantu ini. Duit gue kasih ke abang-abang yang berdiri itu, terus selang bensinnya gerak sendiri ngisi ke motor gue. Atau ternyata SPBU ini pake kekuatan tenaga dalam. Seketika itu bensin motor gue terisi penuh. Wussh, Keren!

Setelah gue perhatiin orang-orang yang ditakdirin berada di depan gue dalam antrian, gue baru sadar. Ternyata di pom bensin ini ngisi bensin sendiri. Iya beneran. Gue merasa kok cemen banget ya gue baru tau. Jadi sistemnya bayar ke abang-abang di depan, dikasih kembalian kalau duitnya ga pas, terus maju ke counter, ngambil selang dan ngisi sendiri. Karena gue di antrian yang jauh, banyak orang-orang norak di depan gue yang bikin gue ngakak. Ada yang pas ngambil selang, udah kepencet gagangnya, alhasil keluar deh tuh muncrat bensin. Ada yang ngisi bensin sampe luber. Ada yang ngomong sendiri: Dari nol ya pak. Gila dasar. Ada yang selfie. Biasa orang norak. Yang paling parah, ada yang udah ngisi, terus masuk antrian lagi cuma biar pengen ngerasain lagi. Huft. Gue jadi bingung mau ketawa apa sedih. Terus ada bapak-bapak yang kayaknya udah biasa ngisi bensin di situ, dalem hatinya bilang "IYUH". Iya pak, bapak anak gaul kuningan ya pak. Maaf pak, saya cuma tukang dagang ga tau apa-apa. Ada juga yang lagi ngebet buru-buru, mungkin udah janjian COD barang sama agan kaskus takut telat. Atau dia mau ketemuan sama pembimbingnya yang udah tertunda skripsinya. Wajahnya mendeskripsikan kekesalan yang luar biasa. Kalau boleh gue baca, dia galau mau keluar antrian apa nggak ya. Duh, makanya ya pak/mas, beli pertamax dong biar ga ngantri.

Akhirnya gue nyobain rasanya ngisi bensin sendiri. Ga mau ngerasa rugi udah ngabisin waktu lama di antrian, gue ngisinya sok-sok dilama-lamain wkwkwk. Jadi pelan-pelan. Sukurin. Pas gue nengok ke belakang gue. Buset mukanya udah ijo kayak hulk. Gue sok tenang aja dalem hati, ah inimah shrek. Pantesan aja antriannya lama dan panjang, orang buat mainan gini.

Dan itulah namanya Self-Service SPBU, ngisi bensin dengan pelayanan oleh diri sendiri. Salah satu langkah buat memangkas pekerja. Iyalah yang tadinya tiap counter satu pekerja, sekarang satu orang megang 4 counter, dan itu cuma buat bayar. Semoga ga ada yang norak lagi ya kalau ketemu pom bensin kayak gitu.





Bye, Ibni.


Maafin aku mah

Setelah selesai melihat lokasi, maka aku memutuskan untuk ikut ke rumah temanku, Jefri. Jefri adalah temanku waktu SMP. Teman biasa aja ya, ga ada yang lebih. Sumpah deh ga boong. Gue normal kok. Kami baru aja mengunjungi tanah milik temanku yang dititipkan kepadaku untuk dijual.

Sore itu, matahari yang dalam perjalanannya menuju tempat terbenam ke persembunyian semunya masih cukup percaya diri untuk menampakkan senyumannya sehingga langit sangat cerah. Awan yang sedang berkumpul ria dengan teman-temannya berhasil membuat suhu lingkungan pas. Ditambah lagi, tiupan angin yang cukup dermawan menyebabkan sore itu menjadi sore yang sempurna. “Aku harus sekuat tenaga menjual tanah itu supaya aku dapat uang banyak.” Ujarku dalam hati kecilku. Wuusshh. Aku yang baru aja dijanjikan akan mendapat bagian yang begitu besar jika tanah itu terjual melalui aku, langsung aku mengkhayal bahwa tanah itu sudah terjual lewatku dan aku mendadak jadi milyarder. Banyak banget gan. Jangan minta duit ya.

Setelah menghabiskan waktu di jalan sambil menikmati sore yang indah, kami tiba di rumah Jefri. Di sana, aku cuma berniat main fifa untuk sekedar me-refresh diriku karena hari itu adalah hari Sabtu. Namun, azan yang sudah memanggil membuat kami bergegas untuk menunaikan rukun Islam yang kedua itu.

*…..*

“Ah pantesan aja stiknya ga enak. Curang lu.” Ucapku tak menerima kekalahan dari Jefri.
“Orang kalah mah selalu gitu, ada aja alesannya.” Jefri membalas dengan percaya diri.
“Kalau berani tukeran stick deh, gue pake yang itu, lu yang ini. Berani gak?” Nadaku mengeras.
 “Siapa takut, jagoan mah pake yang mana aja juga menang.” Balas Jefri.

Ketika layar TV sedang muncul tampilan formasi. Aku masih ingat betul aku sedang mengganti Benteke dengan Sturridge. Yeeah, you’re right maan. I’m Kopites and Liverpudlian. #YNWA. Iya gue suka banget Liverpool dari kecil. Cita-cita gue mau S2 di Liverpool biar bisa ke stadion Anfield. Dan lo baru sadar udah ngabisin waktu ga jelas buat tulisan ga penting barusan.
Oke lanjut.

Pas lagi formasi, tiba-tiba hp gue bunyi. Ting Nong. Hp ku mengeluarkan bunyi khas dari salah satu chat messenger yang lagi hits belakangan ini.

“Akhirnya ada yang ngechat gue.” Aku kaget karena biasanya hp ku sepi-sepi aja. *Curhat*
Ternyata Cuma pesan dari Pakde ku yang mengirimkan hanya sticker. What…cuma sticker. Aku lupa sticker apa tepatnya. Padahal sih aku berharap ada bidadari yang lagi salah ngirim chat gitu. Huft. Akhirnya aku hanya baca aja tidak menjawabnya.

Lima menit kemudian, jam menunjukkan pukul 6.15, hp ku bergetar. Ada telpon masuk dari Pakde. Sejenak aku letakkan stick yang sedang kugenggam erat. Aku raih hp ku. Aku touch tombol hijau di hp ku yang kemudian aku geser. Pertanda aku menjawab telpon dari Pakde ku.

“Ican dimana?” Pakdeku langsung bertanya dengan suara serius.
“Di rumah temen, kenapa Pakde?” Tiba-tiba muncul firasat buruk.
“Di daerah mana?” Tanyanya lagi.
“Pisangan, Pakde.” Jawabku singkat
“Pisangan deket kan. Ican ditunggu mama di Persahabatan.” Pakdeku mencoba mengabarkan bahwa mama ku sedang berada di rumah sakit, rumah sakit Persahabatan.
“Mama? Kenapa Mama? Ditunggu ngapain?” Aku tersontak kaget.
“Mama tadi jatoh. Sekarang ada di sini. Tapi gapapa, kalau mau ican kesini pelan-pelan ya naik motornya.”

Seketika tubuhku seperti tidak bertulang. Lemas. Badanku terasa sangat berat. Tulangku tak cukup kuat menopang berat tubuhku sendiri. Dunia seperti berhenti berputar. Kalau tidak apa-apa ga mungkin ada di rumah sakit.

Hp aku letakkan. Teringat sore tadi mamaku meminta aku untuk menemaninya ke pasar. Mamaku setiap hari ke pasar untuk berbelanja bahan-bahan untuk disulapnya menjadi hidangan yang sangat mantap untuk berjualan di pagi hari. Weekeng memang merupakan kebiasaanku untuk menemainya ke pasar karena di hari-hari biasa aku sibuk dengan urusan kuliahku. Namun, saat itu aku menolak dengan alasan ada janji sama teman karena suatu hal yang menurutku penting. Gila. Aku telah memilih menomorduakan mamaku demi kepentingan pribadiku. Kenapa can?? Kenapa??!!!
Aku bergegas ke RS. Persahabatan bersama Jefri. Di perjalanan rasa ga karuan terus membayangiku. Sampai di sana, Pakdeku sedang menungguku di depan pintu.

“Mana mamah?” Teriakku pada Pakde
“Udah pulang dianterin sama yang nabrak.” Pakdeku menjelaskan dengan cukup padat.

*kronologi*

Mamaku yang sedang pulang naik ojek dari pasar ditabrak oleh mobil yang berjalan cukup cepat di sisi sebelah kanan. Motor ojek yang ditumpangi mamaku jatuh ke arah kiri. Mamaku yang duduknya menyamping ke arah kiri, otomatis langsung jatuh dengan posisi wajah yang menghadap ke aspal langsung. Seketika darah bercucuran dari wajahnya. Hampir seluruh wajahnya berdarah. Beberapa giginya patah. Sayuran yang digantungkan di motor ojek pun berserakan tak menentu di aspal jalan. Kaki kiri abang ojek tertimpa motornya sendiri yang jatuh ke arah kiri.

…….

Air mataku menetes. Satu persatu jatuh menyentuh hidung hingga membasahi pipi. Tak kuasa aku menahan pedih. Aku membayangi wajahnya yang begitu cantik menatapku dengan kasih sayang yang aku sia-siakan begitu aja. Aku mau memukul diriku. Aku marah pada diriku sendiri. Air mataku semakin deras mengalir.
Sampai di rumah. Aku peluk mamaku yang penuh luka dan darah di wajahnya. Bengkak di dahi, hidung, pipi, dan bibir. Semakin tak berdaya diri ini. Semakin merasa bahwa aku adalah penyebab dari kejadian yang tidak diinginkan ini. Aku meminta maaf kepada mamaku. Aku menyesal sedemikian hebatnya. Mamaku diam tak menjawab. Dalam hatiku, “Andai tadi gue anterin dulu.” Tapi sayang, tidak ada kata ‘seandainya’ di dunia ini.

Sejak kejadian itu, aku bertekad untuk selalu menomorsatukan orang tuaku. Jangan pernah untuk menomorduakannya dengan alasan apapun. Aku berharap tidak akan ada teman-temanku yang merasakan hal yang serupa. Semoga bisa diambil hikmahnya dari kejadian ini.


Ketika aku menulis tulisan ini, laptopku kejatuhan air mata yang tak kuasa keluar dari mataku. Telah berjalan dua minggu sejak kejadian itu. Mamaku masih belum bisa berjualan karena masih dalam tahap penyembuhan. Dan hari ini, tepat tanggal 16 November 2015, mamaku berulang tahun yang ke-45. Izinkan aku mengucapkan selamat ulang tahun kepada mamaku tercinta. Selamat ulang tahun ya, mah. Barokah dan sehat selalu. Semoga semua hajatnya disampaikan sama Allah. Semoga semakin sabar menghadapi anak-anaknya. Semoga anak-anaknya bisa menjadi orang sukses di kemudian hari sehingga bisa membanggakan mama sama bapak. Maafin aku yaaaah. Cepet sembuh yaaa maaaahhh. Aamiin.

Minggu, 15 November 2015

Waktu Istirahat Sekolah Pada Ngapain Sih?

Kriiiingggg...

"Yahhh bel." Ucap anak-anak muna yang sok nyesel kalau bel istirahat bunyi. Padahal, dari tadi mereka gerutu lama banget bel pelajaran.

"Oke, kita akhiri sampai di sini, silakan halaman 242 no 1-312 buat PR. Sampai ketemu lagi." Ucap si Killer.

Si Killer adalah sebutan untuk guru yang hobinya membunuh. Membunuh keceriaan anak-anak dengan PR nya. Si Killer ini termasuk guru yang banyak di doain sama muridnya. Didoain sakit biar ga masuk -_- Sayang sekali si Killer ga bisa membunuh kenangan mantan. Andai ada yang bisa membunuh kenangan mantan, pasti saya sukain. Duh ngapain masa suka sama guru sih, kan udah tua. Ehhh, bukan suka ituuu. Suka apa dong? Ya suka aja jadi bisa membunuh kenangan mantan yang menyelimuti diri ini. Dan terus lo baru sadar udah membuang waktu buat baca tulisan ga jelas.

Oke lanjut.

Waktu istirahat merupakan waktu yang krusial. Karena di waktu ini lah berbagai orang percaya dan yakin apa yang dilakukannya adalah yang terbaik demi dirinya sendiri dan kemahslahatan orang banyak. Berikut macem-macem cara orang untuk menghabiskan waktu istirahatnya.

1. Makan di Kantin
Ini yang paling mainstream. Beli jajan di kantin dan makannya di kantin. Biasanya isinya anak-anak hits yang ekstrovert. Mereka cenderung lebih senang keramaian dan yakin bahwa di keramaianlah otak mereka bisa di-refresh.

2. Jajan di Kantin, Makan di Kelas
Kalau ini yang biasanya pengen jajan tapi nggak suka keramaian. Jadi terpaksa ke kantin buat beli jajan abis itu langsung bawa jajanannya buat dimakan di kelas. Biasanya sih juga ada maksud lain kenapa dibawa ke kelas. Salah satunya karena PR nya belum selesai. Jadi sambil ngerjain di kelas. Sukurin.

3. Bawa Bekel dari Rumah
Tujuannya bsia beda-beda. Ada yang karena uang jajan tinggal Rp27.538 padahal masih ada 20 hari lagi di depan jadi harus irit. Ada yang emang percaya bahwa makanan dari rumah adalah makanan yang paling sehat sedunia dan akhirat. Ada yang takut ke kantin. Biasanya yang takut ke kantin karena dulu pernah atau bahkan sering ke kantin, tapi mungkin karena punya pengalaman yang buruk di kantin jadi takut ke kantin. Ya misalnya ada cewek yang lagi ke kantin tiba-tiba digodain cowok-cowok. Atau... waktu dia ke kantin tiba-tiba kejatuhan cicak. *garing*. Ada juga yang alesannya karena kelasnya berada di lantai 4 dan kantinnya di bawah. Mager. Makan ager.

4. Ngerjain PR
Buat yang belum ngerjain PR, biasanya memanfaatkan waktu istirahat ini buat nyelesaiin PR nya. Mereka lebih milih kelaperan dari pada PR nya ga selesai.

5. Ke Mesjid
Yang ke mesjid jarang, masih bisa diitung jari. Paling anak-anak rohisnya doang. Tapi ada kondisi pengecualian mesjid rame, yaitu saat kelas 12 mau ujian nasional dan emang karena mesjidnya asyik. Nah sekolah gue dulu waktu SMA memenuhi syarat itu, jadinya mesjid sekolah waktu istirahat selalu rame. Bayangin aja, AC nya aja ada 15. Padahal mesjidnya kecil. Bisa kebayang adem nya kayak apa. Jadi, dulu banyak temen gue (termasuk gue) yang kalau istirahat ke mesjid.

6. Ke Perpus
Tujuannya juga bisa beda-beda. Ada yang emang literally baca buku atau minjem buku. Ini buat si rajin yang biasanya kacamata nya minus 19. Ada juga yang ngeprint. (Karena di sekolah gue tukang print ada di perpus). Ada yang pacaran di perpus. Pacaran sama buku kali. Ada yang internetan. (karena internet di sekolah gue paling kenceng di perpus). Ada yang numpang tidur. Macem-macem deh.

7. Ke Ruang BK
Buat anak-anak badung yang selama pelajaran ngelanggar dapet poin kesalahan, dan harus ngurus ke BK. Tapi ga tertutup buat anak badung doang. Kalau menjelang kelas 12 mau lulus, ruang BK sering rame buat konsultasi jurusan. Ini biasanya dilakuin sama orang-orang yang ngebet kuliah. Yang bikin statusnya tiap hari "pengen cepet2 lulus, mau kuliah." Halah, ntar baru deh rasain lo. Gimana rasanya udah kuliah mau cepet kawin aja rasanya. Inget ya nak, nikah dulu baru kawin.

Segitu dulu ya, semoga kalau sempet bisa gue lanjutin lagi. Selamat beraktivitas di akhir pekan dengan tugas-tugasmu nak!

Ibni, mahasiswa semester 5, yang lagi ga tau mau ngerjain tugas yang mana dulu, saking banyaknya.

Kamis, 12 November 2015

Rabu, 11 November 2015

Tipe Guru di Sekolah

Bismillah

Oke fans, kali ini gue akan mengajak kalian bernostalgia dengan masa sekolah. Wahai kalian yang masih sekolah, nikmatilah apa yang dirasakan saat ini, sebelum menduduki dunia kampus. Bukan ayam kampus ya. Sesungguhnya dunia kampus mempunyai tingkat kekejaman sebesar (2x-y)^2xlog(4x+sinx). Ribet kan tuh. Jadi, jangan sok-sokan bilang gue mau cepet-cepet kuliah. Ntar nyesel. Inget, penyesalan itu selalu di belakang, kalo di depan mah supir. *lupain*

Nah, karena gue sekarang jadi guru, nostalgia pertama gue akan mencoba mengklasifikasikan jenis-jenis spesies guru yang ada di sekolah. Nanti ada waktunya gue ceritain jenis spesies dosen ya. Karena guru dan dosen berbeda. Kalau dosen ini salah satunya http://cerita-icanbunbun.blogspot.co.id/2015/11/dosen-kuno-bego.html Untuk guru, iya, jadi gue bakal identifikasi doi berasal dari famili apa genus apa ordo apa wakak. Langsung aja check this out!



TIPE GURU DI SEKOLAH MENURUT GUE

Si Rajin
Si rajin ini adalah sebutan buat guru yang nggak males. Iyalah! Nenek-nenek lagi push up juga tau! *garing*. Lanjut. Si rajin ini ngerasa bahwa datang sebelum bel dibunyikan adalah sebuah kewajiban mutlak, fardhu ain. Jadi, doi bakal udah duduk manis duluan di kelas sebelum muridnya dateng semua. Hampir ga ada yang namanya kata telat di kamus doi. Wuihh. Atau… emang doi yang nggak punya kamus haha. Tapi gue yakin di balik itu semua, si rajin ini punya alesan yang beda-beda pastinya.
Menurut pengamatan sederhana gue waktu dulu sih yang pertama karena emang doi idealis. Orang yang kayak gini sangat susah di pengaruhi lingkungan. Prinsip dirinya lebih kuat dari lem powerglue!! Haha. Alesan yang kedua bisa terjadi karena doi butuh duit. Jadi doi nggak mau telat karena takut gajinya dipotong wakakak. Maaf ya pak bu. Jangan marah. Semoga bapak dan ibu guru nggak baca. Kalau baca dan kesel, silakan tinggalin tulisan ini sekarang juga *peace*. Tapi, tenang aja pak bu. Guru bertipe kayak gini biasanya banyak yang doain kok. Doain sakit atau kenapa-napa biar ga masuk. Canda hehe.
Tipe yang kayak gini juga rajin dalam bikin soal ujian. Doi bakal rela ngabisin waktunya buat bikin soal sendiri dengan tingkat kesulitan yang hmm…. Sulit diungkapkan dengan kata-kata. Tipe ini biasanya ditakutin sama sebagian murid. Iya, murid yang rajin juga. Nah, kalau populasi guru kayak gini ga terlalu banyak, ya sekitar 2,4-5,8% dari total populasi guru di sekolah.


Si Gabut
Tipe ini kebalikannya si rajin. Ini tipe guru yang disukain sama sebagian murid. Iya, tapi murid yang ga niat belajar. Kebanyakan spesiesnya adalah wanita atau ibu-ibu. (maaf bu) tapi emang bener kok. Ciri utamanya adalah jarang ngajar. Padahal pas pagi-pagi atau pas lagi istirahat kita liat doi di sekolah. Tapi, pas giliran jam pelajarannya, doi ga ngajar. Kan hebat. Atau, doi masuk kelas tapi di telat. Pas jam pelajaran tinggal 5 menit 45 detik lagi, baru deh menampakkan batang hidungnya di kelas.  Atau ada juga yang dateng dari awal, tapi di kelas kerjaannya nerima telpon dan ngobrol lama di telpon. Mungkin doi sibuk. Atau emang pura-pura ada telpon aja biar dikira sibuk terus ada alesan ga ngajar. Atau emang udah bikin skenario sama temennya suruh telpon dia.
“Jon, nanti aku ada ngajar jam 10, nah tolong telpon aku jam 10.15 yaaa.”
“Oke buut.”
Yaaa kurang lebih kayak gitu lah skenario yang dibuat *gubraaak*

Ada juga yang dateng dari awal ke kelas. Peralatan yang dibawa: laptop. Nah ngajarnya pake PPT. Eh bukan ngajar sih, cuma bacain slide di PPT. *banyak kan guru gitu huft*. Duh ibu, tolong ya, nenek-nenek ubanan warna ungu juga bisa baca, ga perlu dibacain juga.
Si gabut ini guru yang keliatannya paling ga ada beban, padahal emang ga ada beban. Ketika guru-guru lain sibuk meriksa tugas atau PR, nah si gabut ini malah dandan. Iyalah orang ga pernah ngasih PR.

Keistimewaannya, kalau pas ujian, si gabut ini keren. Ketika guru-guru lain pada sibuk bikin soal, nah si gabut ga bikin apa-apa. Ternyata soal ujiannya pasti sama setiap tahun. Buset. Nah kerjaannya murid kalau mau ujian pelajaran yang diajar sama si gabut ini adalah menjilat kakak kelas, biar dikasih soal tahun lalu. *bilang aja modus* 


(bersambung) 

Minggu, 08 November 2015

Mulai Sekarang




MULAI SEKARANG KITA PUTUS!!!

Ga deng, becanda. Serius banget kayak lagi simak UI.

Bosen ah sama tulisan serius. Jangan serius-serius ya, ntar jadian. Ga deng. Jangan serius-serius deh mendingan, emangnya UTS. Jadi, setelah ini gue mau nulis yang ga serius-serius amat, serius bmat aja (pasti ga ngerti). Keresahan-keresahan yang gue rasain dimanapun gue berada bakal gue tulis disini, termasuk keresahan yang pernah gue lalui dulu-dulu. Gue mau mengambil patahan memori yang mengandung keresahan-keresahan itu. Bye all!

SELAMAT MEMBACA!!!!
wahai makhluk halus yang setia membaca blog ga jelas ini.

Sabtu, 07 November 2015

Solusi Untuk Indonesiaku, Versi Keegoisanku

Assalamualaikum wr. wb

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Sang Maha Pembolak-balik Hati, yang sampai detik ini masih memberikan bertrilyun nikmatnya kepada kita, yang dengan kalkulator tercanggih mutakhir masa kini terbarukan inovatif dan sebagainya, niscaya kita tidak akan dapat menghitungnya.

Sholawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW beserta para sahabat, keluarganya, dan pengikutya hingga akhir jaman.

Kali ini aku akan share pikiran egoisku yang secara tiba-tiba memberontak keluar tanpa bisa aku jaga lagi. Jadi, suatu hari, aku mendapat pertanyaan sebagai berikut:

Melihat kondisi Indonesia pada saat ini, apa solusi yang bisa kamu tawarkan untuk kemajuan Indonesia?




Langung aku jawab dengan jawaban sebagai berikut.

Yaudah kalo Indonesia mau maju, ya gampang, caranya tinggal melangkah ke depan dan jangan mundur. Dengan begitu kau akan maju deh. GA DENG. hehehehe

Kondisi Indonesia saat ini bisa aku analogikan seperti benang kusut. Hampir semua aspek telah berantakan dan saling berkaitan satu sama lain. Semua orang tau, jika ada benang kusut dan ada orang yang ingin membetulkan benang tersebut akan terasa cukup sulit. Apabila benang tersebut ditarik satu di satu bagian, kemungkinan justru akan mengakibatkan terbentuknya bagian lain yang lebih rumit. Hal ini akan berlangsung terus-menerus sehingga belum ada jalan keluarnya. Benang kusut tersebut mungkin akan bisa lurus kembali jika proses pembetulannya dilakukan oleh orang yang sabar, telaten, teliti, fokus. Tapi tentunya dibutuhkan waktu yang sangat lama.

Nah solusi dari aku yang cukup ekstrim ialah membuang benang kusut tersebut dan membeli benang baru. Ini berarti saya menawarkan untuk membumihanguskan Indoensia, kemudian mendirikan ulang negara ini.

Kurang lebihnya mohon maaf Indonesia. Serem yak *kabur* *tarik selimut*

Sekian dan terima kasih
Wabillahi taufiq walhidayah
Wassalamualaikum wr. wb

Jumat, 06 November 2015

Asal Usul Nama Gue

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh!!!

Halo semuanya! Di sela-sela beratnya beban yang dipikul di semester 5, gue mau sedikit berbagi cerita nih. Inget ya cuma sedikit. Sebuah cerita tentang nama gue yang begitu bervariasi.

Nama lahir gue Ibni Ikhsan Ramadhiansyah, Anak laki-laki yang baik lahir di bulan Ramadhan. Walaupun sekarang udah ditambahin depannya jadi Ahmad Muhammad gara-gara sering kecelakaan (kapan-kapan gue ceritain), nama di akte kelahiran sih masih tetep sama kayak lahir soalnya ribet kalo ganti-ganti akte gitu, nanti pasti semuanya berubah kayak ijasah dll. Cukup power ranger aja yang bisa berubah.



Dengan nama asli gue itu, menyebabkan orang-orang di sekeliling gue mendapat rangsangan yang berbeda-beda dalam manggil gue. Nah di kesempatan yang insya Allah di rahmati oleh Allah ini. Gue mau nyeritain asal usul nama gue yang bermacam-macam hehe. Emangnya cuma provider yang bisa macem-macem.

Gue membaginya berdasarkan nama-namanya dulu, baru kemudian gue bagi berdasarkan timeline fase metamorfosis hidup gue ya. Tapi maaf gue ga melewati masa kepompong, jadi kalau mau nyari kepompong jangan di sini ya, silakan tinggalkan blog ini sekarang juga.

1. Ican
Nama Ican berasal di masa balita. Orang tua gue bermaksud untuk memberikan nama panggilan ke gue yaitu Ikhsan. Akan tetapi, di masa balita ini, abang gue yang lahir 2 tahun lebih dulu dibanding gue, pada waktu itu cadel huruf S. Alhasil, dari Ikhsan menjadi Ican. Mungkin abang gue orangnya jago mempengaruhi sekitar, jadi semua keluarga gue ikutan manggil Ican. Inilah asal-usul muncul nama Ican.

2. Ibni
Ibni emang nama asli, Biasanya Ibni buat nama panggilan dari guru, biasalah, guru kan manggilnya nama depan di absen. Nama ini kurang begitu populer di kalangan teman, kerabat, sanak famili, dll. Beberapa orang keluarga gue juga ada yang ga tau kalau nama gue Ibni hehe. Karena menurut gue nama ini terlalu formal dan kurang terlalu familiar untuk lidah wkwk. Coba aja, manggilnya "Ni", atau "Ib". Ga enak kan, gantung wkwk. Tapi malah selama 3 tahun di menempuh masa putih abu-abu, semua temen gue dan guru manggilnya Ibni.

3. Ikhsan
Cukup sering mendengar nama ini ketika di masa SD. Karena mama gue emang maunya ngasih nama Ikhsan dan di sekolah ga ada yang cadel huruf S kayak abang gue waktu kecil, maka nama ini jadi cukup populer di SD.

4. Bunbun
Nah, ini yang fenomenal. Bunbun. Kata bunbun berasal dari muka gue yang katanya bunder waktu kecil. Akhirnya terciptalah kata Bunbun. Sekarang, bunbun dipakai di semua nama social media yang gue punya hehehe.

5. Bewok
Ini nama baru soalnya bewok gue tumbuh terlalu cepat di luar kontrol -_-

Nah itu nama-nama panggilannya. Sekarang mau coba gue paparkan penggunaannya berdasarkan timeline.

1. Masa Balita
Di masa ini hampir semua manggil Ican

2. Masa TK
Di masa ini gue dipanggil Ikhsan. Kayak yang di atas udah di jelasin, mungkin karena mama gue emang mau namainnya Ikhsan, jadi pas daftar TK ketika nulis nama panggilannya Ikhsan.

3. Masa SD
Di masa ini, terbagi menjadi dua, yaitu di sekolahan dan di pengajian.
Di sekolahan, gue juga dipanggil Ikhsan, entah itu temen atau guru. Kenapa guru TK ga manggil Ibni? Karena dulu absen di SD, nama gue tulisannya I.Ikhsan. Jadi otomatis dipanggilnya Ikhsan hehe.
Di pengajian, gue dipanggil Ibni. Karena di absen pengajian, nulisnya Ibni wkwk. Untung aja waktu itu ga ada temen SD yang ngajinya bareng, pasti dia bingung mau manggil siapa.

4. Masa SMP
Pas mos SMP, gue nulis nama gue gede di nametag dengan tulisan ICAN. Jadinya temen-temen SMP pada manggil Ican deh. Tapi guru gue di SMP semuanya manggil Ibni.

5. Masa SMA
Di SMA, sebenernya gue pingin dipanggil Ican juga. Tapi ternyata di kelas 10 pertama gue dudukin, yaitu kelas 10F, ada temen gue yang namanya Ican juga. Akhirnya gue ngalah deh pas mos gue nulis nama panggilannya Ibni. Semua guru-guru juga manggilnya Ibni. Pas jaman-jaman udah main social media, dan temen-temen pada tau icanbunbun, akhirnya temen-temen berubah, manggil gue dengan sebutan Bunbun. Sampe lulus pun terkenal dengan sebutan bunbun. Faktor yang lain  yaitu temen gue di SMA yang dari satu SMP yang sama cuma 1 orang dan itu ga pernah sekelas hehe. Jadi ga ada yang tau sama sekali nama gue Ican hehe. Di buku tahunan pun, nama panggilan gue Ibni dan Bunbun.

6. Masa Kuliah
Di kuliah gue mau balikin lagi nama Ican gue. Pas ospek juga gue tulis nama gue Ican. Akhirnya semua manggil Ican deh. Terus pas bewok gue numbuh banyak, jadi dipanggil bewok, terutama sama bapak gue -_-

Udah ya segitu aja, thank you all! Have a nice day!!!

Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Minggu, 01 November 2015

Nostalgia dengan Rubiks Cube (Speedcubing)

Beberapa hari yang lalu, ketika aku tengah asyik memandangi gadget yang kumiringkan, yang merupakan pertanda aku sedang bercengkrama erat dengan dunia mayaku, clash of clans, tiba-tiba, Ting Nong, smartphone ku mengeluarkan bunyi khas tersebut. Aku mengerti bahwa si hp ini ingin memberikan notifikasi bahwa ada yang mencoba menghubungiku via aplikasi chat, sebut saja Line. "Ah menganggu saja." gumamku. Setelah aku tutup sejenak COC dan membuka chat tersebut, ternyata temanku mengirim sesuatu yang sontak mengejutkanku. Video aku sedang menyelesaikan rubik.

Aku langsung teringat masa dimana ujian nasional tingkat SMP tinggal beberapa bulan lagi. Bukannya belajar, waktu tersebut malah aku isi dengan belajar main rubik yang awalnya aku lihat di acara tv. Aku kagum dengan orang yang bisa menyelesaikan rubik 3x3 dengan waktu di bawah 10 detik dan memecahkan rekor dunia (7 detik pada saat itu). Aku tertantang dan bertekad harus bisa lebih cepat. Aku belajar dari awal dan aku benar-benar menekuni bidang tersebut. Aku bawa rubik ke sekolah untuk menularkan permainan tersebut di sekolah. Banyak teman yang dari sama sekali ngga bisa menjadi cukup ahli karena tertarik dengan apa yang aku bawa. Aku bisa membuat perkumpulan kecil dengan teman-teman yang memiliki ketertarikan yang sama dengan rubik, khususnya speedcubing, menyelesaikan rubik secepat-cepatnya. Yang masih ku ingat si Kitting dan Dian. Singkat cerita hingga aku bisa menjadi yang tercepat di sekolah untuk rubik 3x3 (bukan sombong, realita).

Hari demi hari aku dalami. Lalu, aku iseng mencari komunitas rubik. Aku jadi tau banyak tentang rubik. Hingga menemukan beberapa lomba yang aku bersama teman-teman perkumpulan kecil yang aku buat di sekolah untuk mengikuti lomba pada saat itu. Ada yang menang ada yang kalah. Yaa, namanya juga hidup. Pada waktu itu, aku menyentuh rekor waktu tercepat 10 detik untuk rubik 3x3 dengan average 13-16 detik untuk rubik 3x3. Betapa menyenangkannya pada saat itu.

Tak puas dengan rubik 3x3, aku mencoba 2x2 dan 4x4. Kemudian ada beberapa bentuk rubik aneh yang aku pelajari. Ditambah lagi, aku semakin tertantang dengan adanya orang yang menyelesaikan rubik dengan mata tertutup, yaitu cabang blindfolded. Aku mencoba dan berhasil dengan mata tertutup. 

Dengan melihat video yang temanku kirim, aku segera mengambil kotak mainan ku. Masih ada beberapa rubik yang telah berdebu, dikacangin beberapa tahun. Beberapa ada yang udah rusak dan aku ambil satu untuk aku coba selesaikan kembali setelah hampir 5 tahun aku tidak menyentuhnya. Aku tersenyum. Rupanya aku masih ingat! Aku sedikit membuka beberapa file untuk aku coba mengingat patahan memori di kepalaku. Aku bisa solve di range 30 detik. Alhamdulillah!


Sabtu, 31 Oktober 2015

Pengalaman Jadi Mentor Bisnis

Tiba-tiba ditawarin buat jadi mentor bisnis di acara Entrepreneur is Me (EIM) di FISIP. Itu semacam lomba bikin produk sampe menjual dan banyak-banyakan untungnya gitu. Karena yang nawarin ketua HIPMI UI langsung, gue ga bisa nolak deh -_-

Di awal gue sempet nolak dengan alesan belum pernah, gue kan masih cemen, nanti bakal gimana gitu. 
Terus dia jawab, kalo ga dicoba ga akan pernah dong...

Akhirnya gue terima pinangannya deh. Gue dapet kelompok anak berisikan 3 orang-orang hebat dari FISIP, Sahida, Intan dan Qolbi. Ditemani pendamping yaitu Alif yang dbest banget. Gue salut sama kerja keras mereka (((lebay))). 

Mereka bikin produk Churros yang dibikin brand CHUBROS.. Make yo own churros! Makanan asli Spanyol yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga cocok dengan lidah orang Indonesia.

Mohon maaf gue ga foto produknya karena pas hari H gue ga dateng di bazarnya hehehehe. Maaf ya semua...

Ketika melihat produk kelompok lain, gue sempet kaget karena kelompok lain menjual produknya dengan harga 5000an. Sedangkan kelompok gue menetapkan harga 15000. Tapi alhamdulillah sold out.

Di malam penghargaan, banyak award diberikan, kayak misalnya marketing terbaik, produk terunik, peserta terbaik, dan lain-lain yang gue lupa semua. Dari segitu banyaknya kategori, kelompok gue ga ada yang menang sama sekali...

Tapi pas pengumuman juara umum. Jeng jeng......

CHUBROS!!!!!


Alhamdulillah, juara umum dapet hadiah yang paling besar dari kategori-kategori yang lain.

Dari kisah ini yang bisa sedikit gue simpulin adalah.....

Lakukanlah pekerjaan apapun yang ada di muka bumi sesuai spesifikasi yang ditentukan. Ketika ditentukan di awal bahwa juara umum adalah kelompok dengan laba tertinggi, maka capailah. Tentu dengan proses di luar apa yang orang lain pikirkan. Jangan takut ketika tengok kanan kiri dan berbeda. Karena masing-masing punya daya kreativitas yang berbeda juga.

Selamat Chubros! Kalau bisa lanjutin yah usahanya!

Ttd
Ibni Ikhsan

Minggu, 18 Oktober 2015

Deklarasi Gila

Selamat malam pemirsa yang senantiasa selalu  ceria.
Semoga keselamatan diberikan atasmu, dan rahmat Allah serta berkah juga diberikan kepadamu.

Di malam menjelang UTS ini, saya mau share sedikit nih. Ceritanya semalam saya sudah mengucapkan deklarasi untuk kembali menulis di sini minimal 1 kali dalam 2 hari. Mungkin ada sebagian yang bertanya-tanya kenapa saya melakukan hal tersebut?

Ini yang dinamakan Deklarasi Gila. Deklarasi Gila merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk membuat diri kita kepepet atau terpaksa. Untuk apa keadaan kepepet? Kalau kata Mas Jaya Setiabudi ada yang namanya the Power of Kepepet. Jadi keadaan kepepet akan membuat kita pada awalnya terpaksa sehingga dapat menjadi kebiasaan. Output akhirnya adalah dapat komitmen terhadap apa yang dikatakan.

Misalnya, kayak saya. Saya janji mau nulis setiap hari. Nah kalau cuma gitu doang sih ga bakal kesampean. Atau kemungkinan lainnya adalah anget-anget tai ayam. Jadi mungkin hari pertama sampai hari ketiga masih bisa konsisten. Namun seiring jarum detik pada jam terus berputar, bisa jadi kita kehilangan semangat. Dan pada akhirnya ada kemungkinan untuk hanya menjadi wacana.

Dengan melakukan Deklarasi Gila, kita mengucapkan hukuman yang akan kita terima secara sukarela jika kita melanggarnya. Teknisnya, kalian mengucapkan yang mau kalian lakukan beserta hukuman yang ingin kalian lakukan juga tentunya. Kemudian kalian share kedua poin tadi ke masyarakat sehingga semesta akan tahu jika kalian melanggarnya. Hal ini tentu akan memacu diri kita ketika kita misalnya kehilangan semangat dll. Untuk latihan, bisa dengan menerapkan hukuman yang tidak terlalu berat. Tapi ingat, tidak ringan juga. Soalnya kalau ringan akan sama saja. Kemudian dosis bisa sedikit ditambah secara perlahan. Contoh yang saya lakukan adalah jika saya melanggar (poin tersebut) saya akan push up sebanyak 50 kali. Selanjutnya hukuman bisa saya tambah semakin berat. Atau lama kelamaan jumlah tulisan saya harus bertambah jadi 1 tulisan per hari.

Itulah sedikit gambaran mengenai Deklarasi Gila. Semoga bisa membantu teman-teman dalam menghadapi masalah komitmen, konsisten, atau jika sedang kehilangan semangat.

"MENULIS UNTUK HIDUP DAN HIDUP UNTUK MENULIS"


Jakarta
18-10-2015
Ibni


Deklarasi Tengah Malam dalam rangka Menciptakan Kebiasaan Menulis

Selamat malam kawan terbaikku, semoga kau tak merasa kelabu, karena malam ini malam minggu.

Percayalah jodoh di tangan Tuhan, ga mungkin orang lain campur tangan, kuharap kau selalu
menahan.

Setelah sekian lama ku kembali, menyapa kau yang menyendiri, jangan sampai kau coba tuk membenci.

Maafkan aku tak sempurna, yang tak pintar dalam merasa, mohon jawab salamku sepenuh jiwa.

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh!

Pada hari ini, H-1 UTS semester 5, saya mendeklarasikan sebagai berikut.

1. Saya harus kembali menulis di blog ini minimal satu kali dalam tujuh hari.
2. Jika tidak terpenuhi, maka saya secara sukarela akan push up sebanyak 50 kali.

Terima kasih

18-10-2015
Tertanda
Ibni

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Foto saya
Bocah (bau kencur) yang punya impian menjadi imam terbaik buat istri dan anak-anaknya. Bocah (penuh dosa) yang ingin ilmunya bermanfaat dengan menjadi seorang guru. Bocah (labil) yang (alhamdulillah) sudah berpenghasilan sendiri. Bocah (lugu) yang haus akan impian dan cita-cita!

Yang Kepo

Pengikut