Kicauan bocah ga jelas. Hati-hati ikutan ga jelas.

Rabu, 30 Desember 2015

Ngapain Sedekah? (Writing Challenge #7)

Assalamu'alaikum wr.wb

Pagi teknik! Eaa. Masih pagi yaa..
Buat penyemangat hari ini, bisa dibaca nih tulisan gue yang gue kirim di Young On Top.
Ini link-nya Ngapain Sedekah?
Kalau mager buka kesana, gue copas di sini aah biar bisa langsung dibaca. Mungkin agak bosen dengan jokes-nya, karena ini jokes lama yang gue pake berulang terus hehe. Tapi yang penting intinya yaah. Selamat menikmati. Semoga bermanfaat.

Wassalamu'alaikum wr.wb
Ibni Ikhsan R



----------------------------------------------------------------
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Halo guys, lagi pada ngapain? Semoga apapun yang sedang kalian lakukan dapat selesai dengan hasil yang terbaik sesuai kehendak Tuhan yah.
Nah, seperti yang udah kalian baca judulnya, kali ini saya mau bahas tentang sedekah. Mungkin kedengerannya materi ini berat. Iya kan? Jujur deh. Padahal, kalau kalian sadar, kalian lagi baca loh dan nggak denger apa-apa. Jadi nggak ada yang kedengerannya berat kan. *garing*
Mungkin tulisan ini akan saya bungkus dengan visualisasi yang berbeda karena saya berani berbeda. Eaaa. Jadi, jangan serius-serius yaa, ntar jadian. Terus kalian baru sadar udah menghabiskan beberapa menit buat baca tulisan ga jelas. Jadi, saatnya kalian tentukan sekarang, mau lanjut baca atau nggak. Hehe ga deng, bercanda. Serius banget, kayak lagi SBMPTN. *lagi terobsesi jadi penulis blog gaul*
Saya bukan pakar atau orang ahli. Jadi, sama sekali saya nggak menggurui. Saya cuma bocah (bau kencur) yang mau berbagi sedikit inspirasi kepada teman-teman melalui tulisan ini. Di sini juga saya akan bahas dengan sudut pandang universal.
Kenapa di awal saya bertanya bahasan ini berat atau tidak? Karena kalau berat nanti ban motornya kempes. Hmm bukan itu. Karena di beberapa kejadian yang saya temukan, jika membicarakan tentang sedekah, maka anak muda jaman sekarang tidak tertarik atau kurang begitu antusias. Mungkin mereka lebih tertarik dengan tugas-tugas kuliahnya yang telah merenggut kebebasannya. Ada beberapa tipe orang yang acuh tak acuh terhadap sedekah dengan alasan yang mereka lontarkan masing-masing, diantaranya:
“Sedekah mah nanti aja kalau kita udah sukses banyak uang.” Kata si Matre. Si Matre ini menganggap kesuksesan adalah segalanya tentang uang.
“Kita buat makan sehari-sehari aja susah, gimana mau sedekah.” Kata si Ankos, Anak Kos.
“Ngapain sedekah, nanti duit kita abis.” Kata si Pelit. Si Pelit ini duitnya banyak, tapi ya namanya juga anak-anak.
“Lagi nabung mau beli ip**h*on*ne (((sensor))) 10s nih, jadi ntar aja sedekahnya.” Kata si Ambisius. Ambisius ini kebelet gaul di lingkungannya.
Kira-kira teman-teman masuk ke kriteria yang mana? Saya yakin, teman-teman semua nggak ada yang masuk kriteria tersebut. Cieee.
Saya merasa yang dikatakan mereka ialah hal yang keliru. Sedekah bukannya sesuatu yang hanya dilakukan ketika kita sedang banyak uang.  Karena, sedekah bukan hanya tentang uang. Dan sedekah butuh strategi. Selagi nggak punya uang, tapi, masih ada cara lain yang bisa dilakukan. Berbuat baik kepada orang lain juga merupakan sedekah. Misalnya gunain keahlian kita buat sedekah. Kayak ngajar, membantu orang, dll. Kalau belum punya keahlian (ga mungkin sih), paling minimal ialah tersenyumlah kepada orang lain. Mau dong disenyumin kamu.
Kemudian, apakah sedekah membuat harta kita berkurang dan lama-lama akan habis? Jawabannya nggak. Sedekah itu sama sekali nggak membuat uang kita habis, justru malah bertambah. Lalu ada yang bertanya, saya udah sering sedekah tapi kok masih gini-gini aja? Oh kalo gitu sukurin wkwk canda. Kalau menurut saya, kurang ikhlas berarti. Kalau bahas ikhlas nanti lebih panjang lagi. Oke, intinya ikhlas itu seperti surat al-ikhlas, tidak satupun ada kata i-k-h-l-a-s di dalamnya. Atau gampangnya, ikhlas itu analogi sederhananya seperti buang air besar. Dikeluarin begitu saja dan nggak pernah dipikirin lagi. Iya. Jangan seperti mantan yang selalu dipikirin ya.
Nah balik lagi, jadi ketika sedekah, uang kita bertambah dari mana? Tambahannya itu dapat dibalas sama Tuhan secara tunai ataupun kredit. Tergantung dari kapabilitas diri kita apakah sudah pantas dan butuh untuk menerima balasannya atau belum. Jika kita dirasa pantas dan butuh, maka secara tunai Tuhan akan membalasnya. Dan jika dirasa belum, maka Tuhan dapat membalasnya dengan cara yang tidak kita duga-duga, dapat diberikan secara bertahap ataupun tunai tapi nanti. Hal ini karena Tuhan tidak memberi apa yang kita inginkan, melainkan memberi apa yang kita butuhkan. Saya sendiri telah merasakan betapa nikmatnya jika kita melakukan sedekah. Uang yang kita keluarkan untuk sedekah sering kembali ke kantong kita dengan berlipat ganda.
Logika sederhananya gini:
Uang milik siapa? Uang siapa yang ngasih? Sesungguhnya harta yang rasanya kita miliki saat ini adalah titipan dari Tuhan, setuju? Iya. *jawab sendiri* Nah, uang itu miliki Tuhan, terus kalau kita bersedekah (membelanjakan di jalan Tuhan), Tuhan senang gak? Pasti akan senang. Terus kalau Tuhan senang, bakal dikasih lagi gak? Iyalah jelas.
Mas Ippho Santosa pernah membuat simulasi matematika sedekah. Aturannya kayak gini, jika kita ngasih 1, maka kita akan mendapat 10. Di versi matematika sedekah, 1 dikurang 1 bukan 0, tetapi 10. Karena setiap kita ngasih 1 maka akan mendapat 10 kali lipat. Jadi, 10-1=19. 10-2=28, dst. Coba jawab ini. Kalau kita punya uang 100rb, kemudian kita sedekahin 50rb. Maka uang kita jadi berapa? Jawabannya bukan jadi tinggal 50rb, tetapi (100-50)+(50x10)=550rb. Jadi tambah banyak deh. Tapi jangan pakai ini di UAS kalkulus ya, ntar nggak lulus.
Tambahan rezeki yang Tuhan kasih sebenarnya ialah ujian dari Tuhan. Tuhan bilang, waktu saya kasih rezeki dia segini, dia sedekah. Ah coba saya kasih lebih, orang ini akan tetap bersedekah atau nggak ya. Apa jangan-jangan justru nggak sedekah setelah rezekinya banyak. Jadi, hati-hati dengan tambahan rezeki yang Tuhan kasih, bisa jadi itu ujian buat kita.
Sedekah juga bisa untuk membersihkan rezeki kita. Karena sejatinya, setiap rezeki yang kita terima, terdapat hak orang lain di dalamnya. Jika kita nggak mau mengeluarkannya, yaa gimana yaa, kita makan hak orang lain jadinya. Maka, sering ditemukan kasus orang yang sakit dirawat di rumah sakit mengeluarkan biaya besar, bisa jadi karena kurang bersedekah. Karena, bersihnya rezeki kita dapat menolak bala dan bencana bagi diri kita. Ditambah lagi, sifat uang adalah semakin kita simpan, semakin mendesak untuk dikeluarkan. Jadi, jika tidak kita keluarkan untuk bersedekah, maka ia akan mendesak dikeluarkan untuk hal yang lain. Gitu deh jadinya.
Dulu ada seorang teman SMA saya, dia hidup di keluarga dokter. Ayahnya dokter, ibunya dokter, kakaknya dokter, sampai pembantunya dokter. Ye kali wkwk. Kalau dokter mah nggak jadi pembantu. Waktu di SMA, hobinya berbeda dengan teman-teman lain, yaitu bersedekah. Ia loyal dan dermawan kepada siapa saja, termasuk teman-temannya yang jadi objek sedekahnya (sering nraktir). Sekarang ia kuliah di Kedokteran UNAIR dan merasa bisa masuk kesana karena sedekahnya.
Satu lagi teman saya, hidupnya pas-pasan. Di sekolah hidup dengan berjualan roti. Tapi, ia sangat gemar bersedekah. Ia ramah kepada setiap orang. Tersenyum dan menyapa semua warga sekolah adalah hobinya. Ketika SMA, akademisnya biasa-biasa aja. Namun, ketika SBMPTN, ia mengisi lembar jawaban komputer dengan jawaban A semua. Jadi lucu gitu buletan di LJK nya lurus doang wkwk. (don’t try this at home). Tapi nyatanya, ia diterima di Teknik Kimia ITS. Ia mengaku kekuatan sedekahlah yang menolongnya.
Nah, itu yang saya katakan bahwa Tuhan bisa membalasnya dengan cara yang tidak kita duga-duga.
Itulah sedikit dari kisah yang semoga bisa menginspirasi teman-teman. Tapi kisah di atas jangan ditiru ya, karena kalian punya sidik jari kemenangannya masing-masing. Cobalah ukir jejak kalian sendiri. Sekarang saya tantang kalian, yuk kita berlomba-lomba dalam bersedekah. Bersedekahlah yang terbaik dengan harta yang paling disayangi, insya Allah, harta kita nggak akan habis, dan justru malah bertambah. Ditunggu kisah inspiratif bersedekah ala kalian masing-masing. Jangan buat nunggu terlalu lama ya, saya ga suka digantungin.
Maafinnya kalau banyak salah. Karena saya cuma manusia (penuh dosa). Yang benar datangnya dari Allah, dan yang salah dari diri saya pribadi.
Have a nice day all!
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ibni Ikhsan R
Mahaiswa Teknik Industri Universitas Indonesia
Young On Top Depok
-----------------------------------------------------------------

Selasa, 29 Desember 2015

Tips Lulus Mendapatkan SNMPTN UNDANGAN (Writing Challenge #6)

Assalamu'alaikum wr.wb

Menarik ga judulnya? Apa biasa aja? Wkwk. Tulisan ini gue persembahkan dengan penuh rasa cinta kepada adik-adik kelas 12 yang pada kebelet kuliah. Karena sekarang gue berprofesi sampingan menjadi seorang teman belajar (bukan guru ya) buat yang lagi berjuang mengakhiri masa putih abu-abunya. Yang setiap hari kerjaannya nulis status "bosen sekolah" "mau cepet-cepet kuliah". Hati-hati dek, kuliah nggak gampang. Pikirin baik-baik yah, jangan sampai nanti pas udah kuliah malah ngebet mau nikah aja. Nggak sedikit yang kayak gitu. Dek, kuliah gak seperti yang ada di FTV :(

Btw, siapa yang mau masuk kuliah lewat jalur undangan? Bayangin loh diundang. Apa ada yang nggak mau? Yaudah silakan pergi dari sini sekarang juga. Buat yang mau, silakan baca baik-baik yah semoga bermanfaat dan bisa membantu. Bukan membantu diterima di undangan yah, gue bukan rektor -_-

SNMPTN adalah sebuah seleksi masuk perguruan tinggi negeri secara nasional TANPA TES. Seleksinya cuma pakai nilai rapor. Ada yang bilang ditambah nilai UN juga. Tapi sepengamatan gue sih UN-nya nggak terlalu dipakai, cuma dilihat lulus atau tidak (ini pas gue lulus SMA tahun 2013). Sedangkan mulai 2014, nilai UN-nya dipakai sebagai pertimbangan katanya. SNMPTN ini dulunya bernama PMDK. Sedangkan SNMPTN itu sendiri yaitu seleksi masuk dengan TES TERTULIS yang sekarang bernama SBMPTN. Iya, seleksi masuk ini emang namanya sering banget ganti. Kalau nggak update berita bisa bingung sendiri nantinya. Beberapa tahun terakhir kuota masuk PTN lewat SNMPTN paling besar, mencapai 50%. Kemudian 30% nya dari SBMPTN (tes tertulis), dan sisanya ujian mandiri dari kebijakan kampus masing-masing. Jalur belakang lewat kenalan rektor ga diitung yah. Kalau punya duit banyak, silakan coba -_-

Masuk PTN lewat jalur undangan itu enak banget loh. Disaat orang lain masih berjuang sekuat tenaga, bimbel dari pagi sampai pagi lagi (ga pulang dong?). Sampe nyanyi "Kurela pergi, pagi pulang pagi, hanya untuk bimbel sana sini" #garing. Nah, yang udah dapet undangan udah nggak ngapa-ngapain. Gue dulu kerjaannya tiap hari cuma nyemangatin temen-temen yang masih berjuang haha. Buat yang di inten, di GO, di NF, di BTA, dimana pun deh sama aja. Kerjaan gue cuma bilang "Semangat ya kalian!". Udah tinggal selonjoran kaki sambil main FIFA buat nunggu info dan nyiapin berkas buat daftar ulang aja. Enak kan.

SNMPTN emang nggak ada standarnya. Atau ada yang bilang itu hoki-hokian. (iya itu yang bilang yang pada ga dapet undangan wkwk). Enak aja, kita belajar serius dari kelas 10 atuh, perjuangan kita berat. *membela diri*. Soalnya kita bener-bener nggak tahu kayak gimana persaingannya secara persis. Nggak salah sih yang bilang gitu. Hal ini karena SNMPTN bukan seleksi yang bisa dikuantitasi. Beda sama SBMPTN yang bener-bener nguji kemampuan lo pada saat itu juga. Ranking 1 nggak menjamin dapet undangan. Dan ranking terakhir juga nggak menjamin nggak dapet undangan. Udah banyak kok pengalamannya. Semua bisa terjadi di medan ini. Nah maka dari itu, butuh strategi buat mendapatkannya. Alhamdulillah 2,5 tahun yang lalu, gue bisa diterima di Teknik Industri Universitas Indonesia lewat jalur undangan. Berikut 10+1 tips dari gue buat mendapatkan SNMPTN Undangan.

1. Pelajari secara seksama dan mendetail seluruh informasi yang dikeluarkan oleh panitia SNMPTN
Website resmi ada di http://snmptn.ac.id, informasi yang resmi insya Allah ada di sana. Pelajari dengan baik dan mendetail. Tapi jangan diapalin, gak keluar di UN. Mending belajar ngapalin biologi aja tuh hafalan semua -_- Namun, untuk menambah preferensi, kalian bisa cari informasi dimana saja. Apalagi jamannya udah serba internet. Bisa di blog, facebook, twitter, dll. Namun hati-hati, jika terdapat informasi yang tidak meyakinkan, lebih baik bertanya ke panitia pusat. Gue dulu gitu, baca panduan di website SNMPTN sampe bener-bener ngerti. Terus juga sering-sering browsing nyari info. Setinggi apapun nilai kalian tapi kalau prosedurnya salah gimana?

2. Pilih Jurusan dan Universitas yang sesuai dengan nilai rapor*
*poin ini nggak ada hubungannya sama pemilihan jurusan sesuai passion/keinginan yah, pada tahap ini dianggap kalian udah menentukan jurusan yang dituju.

Setelah kalian tahu mau masuk jurusan apa, maka kalian harus ngaca. Ambil kaca, lihat nilai kalian di rapor. Kalau ga punya kaca ya numpang ke toilet di mall deh. Kacanya gede. Atau ke salon. Atau minimal banget kaca spion lah. Kita emang ga tahu standarnya kayak gimana dan pesaing yang lain nilainya seperti apa. Tapi seenggaknya bisa dikira-kira. Misalnya kalian mau masuk FK UI. Nilai rata-rata rapor kalian 85. Hajar gak? Kalau gue sih nggak, karena gue yakin yang mau masuk FK UI pasti anak-anak pinter yang nilainya di atas 90an. 

3. Cek data peminat tahun lalu di website
Biasanya data ini dikeluarkan panitia pada saat pendaftaran SNMPTN telah dibuka. Dari situ bisa dilihat deh, ada data daya tampung dan peminat. Dan setelah itu bisa diketahui seberapa ketat persaingannya. Emang sih ini data tahun lalu, tapi seenggaknya ada gambaran dari tahun lalu. Persaingan didefinisikan sebagai perbandingan antara daya tampung dengan peminat pada suatu jurusan di perguruan tinggi tertentu. Misalnya kalian udah nentuin mau masuk FK, maka dengan nilai rata-rata 85 solusinya adalah cari perguruan tinggi lain yang tingkat persaingannya lebih kecil dari FK UI.

4. Mau Lintas jurusan?
Bebas sih sebenernya. Asal kalian telah baca ketentuan dari masing-masing perguruan tinggi. Karena beda-beda. Ada yang lintas jurusan boleh-boleh aja. Ada yang nggak. Selama kalian yakin ya hajar aja. Yang gue temuin temen kampus di FE aja banyak anak IPA yang diterima lewat jalur undangan kok. Tapi kalau dari satu sekolah gue, yang lintas jurusan nggak ada yang diterima hehe. Tapi ya pada akhirnya mereka pada diterima lewat SBMPTN. (curang ya anak IPA). Buat menghindari hal itu ya lebih baik pilih jurusan sesuai kelas aja. Kalau anak IPA ya pilih IPA, jangan murtad. Gue dulu juga mau masuk manajemen (fakultas ekonomi), tapi gue dari IPA. Setelah konsultasi dengan guru BK, akhirnya munculah pilihan Teknik Industri yang ilmunya mirip-mirip sama manajemen tapi buat IPA. Jadi, gue nggak perlu lintas jurusan deh dan dikatain murtad deh. Nggak jadi tega ngambil lahan anak IPS juga deh.

5. Mantapkan pilihan
Silakan mantapkan pilihan kalian. Harus serius kalau udah milih. Ga mau kan udah dipilih tapi ga diseriusin sama gebetannya. Karena pengalaman dari tahun ke tahun adalah banyak yang udah diterima lewat jalur undangan tapi malah nggak diambil. Alasannya katanya sebenernya nggak mau jurusan itu. Huft kan sayang banget. Mending sayang banget sama kamu sih. Kasian temen-temen yang mau situ tapi nggak diterima. Oiya, kalau nolak undangan juga katanya menyebabkan sekolah kita di-black-list oleh perguruan tinggi nya. Dan ini berpengaruh kepada adik-adik kelas kita nantinya. Masa tega sama dede gemesnya.

6. Cek pesaing dari satu sekolah
Sebelum mikirin pesaing siswa-siswi dari sekolah-sekolah lain se-Indonesia, pikirin dulu saingan dari satu sekolah. Hal ini karena yang gue tahu SNMPTN memakai sistem kuota. Jadi, mungkin udah dijatahin setiap sekolahnya. Gue sih dulu ngerasanya kayak gitu. Tapi guru BK gue dulu keren. Manggilin setiap orang yang punya pilihan sama, Misalnya gue dulu kan mau teknik industri UI, nah dikumpulin tuh semua yang mau teknik Industri UI. Bener-bener terbuka disitu, masing-masing dikasih lihat nilainya. Yang nilainya lebih rendah dikasih pilihan lagi, mau tetap pilih itu atau ganti PTN yang lain. Dari 7 orang yang punya pilihan sama, 3 di antaranya pindah, 4 tetap (termasuk gue). Dan alhamdulillah, karena nilai gue emang yang paling tinggi dari berempat itu, menyedihkan gue doang yang diterima.

7. Cek alumni dan akreditasi sekolah
Cek akreditasi sekolah kalian. Terus katanya reputasi sekolah bisa dilihat dari alumninya. Maka dari itu, cek alumni dari sekolah kalian yang berkuliah di jurusan yang kalian mau. Gimana track recordnya dia. Kalau dia pinter, IP nya bagus, bukan nggak mungkin kalian diprioritaskan sama PTN karena mereka telah puas dengan siswa sekolah kalian sebelumnya. Begitu pun sebaliknya. Tapi waktu gue, kakak kelas gue belum ada yang masuk teknik industri UI sama sekali. Adanya satu, anak ekstensi doang. Terus sampai sekarang, belum ada lagi anak 77 yang masuk sejurusan gue. Ini berarti track record gue jelek kali wkwk. Nah, maka dari itu. Dek, doain kami ya, semoga IP kami naik terus, biar kamu bisa meneruskan jejak kakak-kakakmu di sini.

8. Buat urutan pilihan terbaik
Jangan salah dalam membuat urutan pilihan. Jangan pernah mengharapkan pada pilihan kedua apalagi ketiga. Lagian siapa yang mau dijadiin yang kedua :( Karena menurut survey tahun 2014, 81% nya diterima di pilihan jurusan 1 kampus 1. Gue dulu pilihan keduanya manajemen IPB. Seandainya gue mengharapkan gue dapet di pilihan kedua, wah bisa satu kampus sama si dia, bahkan satu fakultas :(

9. Sertakan sertifikat terbaik
Katanya sertifikat ini membantu sebagai preferensi. Tapi waktu gue dulu nggak pake sertifikat apa-apa. Iyalah nggak pernah menang lomba apa-apa. Kalau kalian juara makan kerupuk se-kabupaten silakan tuh sertifikatnya dicantumin. Siapa tahu bisa membantu.

10. Sedekah, berbuat baik dan berdoa
Banyakin sedekah, berbuat baik, dan berdoa. Insya Allah deh. Nih bacaan bagus buat sedekah http://cerita-icanbunbun.blogspot.co.id/2015/12/ngapain-sedekah-writing-challenge-7.html

11. Jangan pernah nyakitin orang tua
Nah kalau menurut gue ini yang paling penting. Kalau 10 tips di atas udah kalian lakukan dengan sebaik-baiknya, tetapi poin ini nggak. Hmm susah kayaknya. Selalu berbuat baik kepada orang tua kalian. Jangan pernah melawan dan menyakiti hatinya. Percaya deh, doa orang tua itu langsung diangkat. Apalagi doa mama aka ibu aka nyokap aka mami aka mimi aka mamah aka mommy aka mom aka bunda, terserah deh panggilannya apa. Selalu ingat, ridhallahi fi ridhal walidain. Ridho Allah terletak pada ridho orang tua. Kalau misalnya orang tua ga ridho, gimana Allah mau ridho?

Itu aja yang bisa gue share, semoga bisa bermanfaat :)
Have a nice day all!

Wassalamu'alaikum wr.wb
Ibni Ikhsan R

Senin, 28 Desember 2015

Apa Pendapatmu Tentang Ini? Dampak Pelebaran Jalan (Writing Challenge #5)

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Assalamu'alaikum warahmatullaah wabarakatuh
Semoga yang jawab dapet pahala.
Yang belum jawab semoga dikasih kesempatan buat menjawab salam yang lain ya, karena salam itu doa loh.

Btw, gue mau ngasih liat apa yang gue temuin beberapa minggu belakangan ini setiap balik dari kampus. Langsung aja yah ini fotonya.


Gue: ada yang aneh ga dari gambar itu?
Lo: iya ada
Gue: apa?
Lo: bingung nih, kok pohon bisa numbuh tanpa pot
Gue: pohon segede gitu potnya semana.....

Jadi gini ceritanya, tadinya, pohon itu numbuh di trotoar. Tepatnya, di Jalan Pasar Minggu Raya arah Pancoran sebelum pertigaan Kalibata. Pokoknya di situ deh, sebelum ke arah Taman Makam Pahlawan. Jalanan ini tiap hari gue lewatin setiap pulang kampus. Kenapa pulang doang? Karena berangkatnya ga lewat situ, lewat seberangnya wkwk. Ga deng, emang berangkatnya beda jalan.






Oiya balik lagi, jadi itu tadinya pohon itu adanya di trotoar kayak gitu. Nah seperti biasa program pemerintah yang selalu melebarkan jalan untuk mengatasi kemacetan. ((Padahal sih gak ngaruh orang kendaraanya nambah terus)). Jalanannya dilebarin. Akibatnya itu, pohonnya ada di jalanan (di luar trotoar). Terus yang bikin gue bingung adalah kenapa gak ditebang ya pohonnya. Atau mungkin pemerintah galau mau ditebang ntar nambah panas jakarta. Hot ya? Emangnya cabe-cabean.

Nih foto-foto lengkapnya. Kalau cuma satu pohon sih mungkin wajar, lah ini berderet begitu semua. Jadi gue pernah pas balik sore-sore macet kan tuh disitu sampai lampu merah. Motor gue kan jalannya di kiri ngikutin motor-motor pada umumnya. Nah pas disitu, ketemu pohon gede. Jadi semuanya ke kanan dulu terus ke kiri lagi. (ngga kebayang ya? yaudah ga usah dibayangin, bayangin gue aja). Coba kalau lo bawa motor rasain lewat sini yaa, sekitaran jam 4-6 sore.











Coba nih menurut kalian harus diapain nih pohon? Ditebang? Atau didiemin aja? Atau punya solusi lain? Jual aja di olx atau kaskus. Eaa dasar mata duitan. Gue sih mikirnya di pindahin lagi ke atas trotoar wkwk. *yekali gimana caranya*. Tapi ntar kalau di atas trotoar, fungsi trotoar pada awalnya yaitu buat pejalan kaki malah jadi ga berfungsi dong. Gimana ya?

Salam,
Ibni Ikhsan 

Minggu, 27 Desember 2015

Kutipan Kalimat/Quotes Novel Rindu Tere Liye (Writing Challenge #4)

Hello guys, gimana liburan? Pasti seru ya. Kalau kemana-kemana ajak gue dong, kasian nih nggak kemana-mana. #serius #butuhrefreshing



Ngomongin jalan-jalan gue langsung teringat sama kisah perjalanan panjang di novelnya Bang Tere Liye. Judulnya Rindu. Pas juga sih momennya, gue lagi rindu banget sama seseorang di sana. Hai yang di sana, cepet pulang yaa, aku rindu. Siapa aja deh yang ada di sana.

Sebenernya perjalanannya ga panjang sih, cuma perjalanan sebulan di kapal laut. Tapi tebel novelnya 544 halaman wakakak. Mungkin lo pada ada yang udah baca novelnya. Kalau udah baca alhamdulillah. Kalau belum baca, baca ya. Kalau ga punya pinjem sini boleh. Siapa tau abis pinjem-pinjeman novel bisa jodoh.

Awalnya gue kira novel best seller ini tentang sepasang kekasih. Ternyata salah. Novel ini menceritakan perjalanan menjalankan ibadah rukun islam yang kelima yaitu pergi ke tanah suci. Latar waktu yang dipakai juga menarik, yaitu tahun 1938 yang mana pada tahun tersebut Indonesia masih dalam keadaan dijajah oleh Belanda. Sedangkan latar tempatnya full di atas kapal laut yang membawa penumpang dari Indonesia (Hindia Belanda nama jaman dulunya) ke tanah suci Mekkah, Kapal Blitar Holland.

Gue bukan mau share resensi novelnya. Silakan kalian bisa langsung baca sendiri sampai habis karena itu sangat menarik. Tapi gue mau share kutipan-kutipan yang ada di novel Rindu karya Tere Liye yang menurut gue keren parah karena isinya terdapat berbagai pelajaran hidup. Harapannya kutipan-kutipan kalimat ini bisa menjadi renungan buat kita semua. Dan kalau bisa diaplikasikan di kehidupan, bukan nggak mungkin akan membuat kita lebih ikhlas dan bersyukur dengan apa yang kita jalani di kehidupan yang fana ini.

"Perjalanan kita mungkin masih jauh sekali. Tentu saja bukan perjalanan kapal ini yang kumaksud. Meski memang jarak Pelabuhan Jeddah masih berminggu-minggu. Melainkan perjalanan hidup kita. Kau masih muda. Perjalanan hidupmu boleh jadi jauh sekali, Nak. Hari demi hari, hanyalah pemberhentian kecil. Bulan demi bulan, itu pun sekadar pelabuhan sedang. Pun tahun demi tahun, mungkin itu bisa kita sebut dermaga transit besar. Tapi semua sifatnya adalah pemberhentian. Dengan segera, kapal kita berangkat kembali, menuju tujuan yang paling hakiki." Hal 284.

"Maka jangan pernah merusak diri sendiri. Kita boleh jadi benci atas kehidupan ini. Boleh kecewa. Boleh marah. Tapi ingatlah nasihat lama, tidak pernah ada pelaut yang merusak kapalnya sendiri. Akan dia rawat kapalnya, hingga dia bisa tiba di pelabuhan terakhir. Maka, jangan rusak kapal kehidupan milik kau, Ambo, hingga dia tiba di dermaga terakhirnya." Hal 284.

"Sungguh, kalau kau berusaha lari dari kenyataan itu, kau hanya menyulitkan diri sendiri. Ketahuilah, semakin keras kau berusaha lari, maka semakin kuat cengkeramannya. Semakin kencang kau berteriak melawan, maka semakin kencang pula gemanya memantul, memantul, dan memantul lagi memenuhi kepala." Hal.312.

"Cara terbaik menghadapi masa lalu adalah dengan dihadapi. Berdiri gagah. Mulailah dengan damai menerima masa lalumu. Buat apa dilawan? Dilupakan? Itu sudah menjadi bagian hidup kita. Peluk semua kisah itu. Berikan dia tempat terbaik dalam hidupmu. Itulah cara terbaik mengatasinya. Dengan kau menerimanya, perlahan-lahan, dia akan memudar sendiri. Disiram oleh waktu, dipoles dengan kenangan yang lebih bahagia." Hal.312.

"Tentang penilaian orang lain, tentang cemas diketahui orang lain siapa kau sebenarnya. Maka ketahuilah, Nak, saat kita tertawa, hanya kitalah yang tahu persis apakah tawa itu bahagia atau tidak. Boleh jadi, kita sedang tertawa dalam seluruh kesedihan. Orang lain hanya melihat wajah. Saat kita menangis pun sama, hanya kita yang tahu apakah tangisan itu sedih atau tidak. Boleh jadi kita sedang menangis dalam seluruh kebahagiaan. Orang lain hanya melihat luar. Maka, tidak relevan penilaian orang lain." Hal 313.

"Kita tidak perlu membuktikan kepada siapapun bahwa kita itu baik. Buat apa? Sama sekali tidak perlu. Jangan merepotkan diri sendiri dengan penilaian orang lain. Karena toh, kalaupun orang lain menganggap kita demikian, pada akhirnya tetap kita sendiri yang tahu persis apakah kita memang sebaik itu." Hal 313.

"Kita sebenarnya sedang membenci diri sendiri saat membenci orang lain. Ketika ada orang jahat, membuat kerusakan di muka bumi, misalnya, apakah Allah langsung mengirimkan petir untuk menyambar orang itu? Nyatanya tidak. Bahkan dalam beberapa kasus, orang-orang itu diberikan begitu banyak kemudahan, jalan hidupnya terbuka lebar. Kenapa Allah tidak langsung menghukumnya? Kenapa Allah menangguhkannya? Itu hak mutlak Allah. Karena keadilan Allah selalu mengambil bentuk terbaiknya, yang kita tidak selalu paham." Hal.373.

"Ada orang-orang yang kita benci. Ada pula orang-orang yang kita sukai. Hilir-mudik datang dalam kehidupan kita. Tapi apakah kita berhak membenci orang lain? Sedangkan Allah sendiri tidak mengirimkan petir segera? Kenapa kita harus benci? Kenapa? Padahal kita bisa saja mengatur hati kita, bilang saya tidak akan membencinya. Toh itu hati kita sendiri. Kita berkuasa penuh mengatur-aturnya. Kenapa ktia tetap memutuskan membenci? Karena boleh jadi, saat kita membenci orang lain, kita sebenarnya sedang membenci diri sendiri." Hal.373.

"Lahir dan mati adalah takdir Allah. Kita tidak mampu mengetahuinya. Pun tiada kekuatan bisa menebaknya. Kita tidak bisa memilih orang tua, tanggal, tempat....tidak bisa. Itu hak mutlak Allah. Kita tidak bisa menunda, maupun memajukannya walau sedetik. Kenapa Mbah Putri harus meninggal di kapal ini? Allah yang tahu alasannya. Dan ketika kita tidak tahu, tidak mengerti alasannya, bukan berarti kita jadi membenci, tidak menyukai takdir tersebut. Amat terlarang bagi seorang muslim mendustakan takdir Allah." Hal.470.

"Allah memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Segala sesuatu yang kita anggap buruk, boleh jadi baik untuk kita. Sebaliknya, segala sesuatu yang kita anggap baik, boleh jadi amat buruk bagi kita." Hal.470.

"Mulailah menerima dengan lapang hati. Karena kita mau menerima atau menolaknya, dia tetap terjadi. Takdir tidak pernah bertanya apa perasaan kita, apakah kita bahagia, apakah kita tidak suka. Takdir bahkan basa-basi menyapa pyn tidak. Tidak peduli. Nah, kabar baiknya, karena kita tidak bisa mengendalikannya, bukan berarti kita jadi makhluk tidak berdaya. Kita tetap bisa mengendalikan diri sendiri bagaimana menyikapinya. Apakah bersedia menerimanya, atau mendustakannya." Hal.471.

"Dalam Al Quran, ditulis dengan sangat indah, minta tolonglah kepada sabar dan shalat. Bagaimana mungkin sabar bisa menolong kita? Tentu saja bisa. Dalam situasi tertentu, sabar bahkan adalah penolong paling dahsyat. Tiada terkira. Dan shalat, itu juga penolong terbaik tiada tara." Hal.472.

"Apakah arti cinta sejati itu? Maka jawabannya, dalam kasus kau ini, cinta sejati adalah melepaskan. Semakin sejati perasaan itu, maka semakin tulus kau melepaskannya. Persis seperti anak kecil yang menghanyutkan botol tertutup di lautan, dilepas dengan rasa suka cita. Aku tahu, kau akan protes, bagaimana mungkin? Kita bilang itu cinta sejati, tapi kita justru melepaskannya? Tapi inilah rumus terbalik yang tidak pernah dipahami para pencinta. Mereka tidak pernah mau mencoba memahami penjelasannya, tidak bersedia." Hal.492.

"Lepaskanlah. Maka esok lusa, jika dia adalah cinta sejatimu, dia pasti akan kembali dengan cara mengagumkan. Ada saja takdir hebat yang tercipta untuk kita. Jika dia tidak kembali, maka sederhana jadinya, itu bukan cinta sejatimu. Kisah-kisah cinta di dalam buku itu, di dongeng-dongeng cinta, atau hikayat orang itu, itu semua ada penulisnya. Tapi kisah cinta kau, siapa penulisnya? Allah. Penulisnya adalah pemilik cerita paling sempurna di muka bumi. Tidakkah sedikit saja kau mau meyakini bahwa ksiah kau pastilah yang terbaik yang dituliskan." Hal.492.

"Dengan meyakini itu, maka tidak mengapa kalau kau patah hati, tidak mengapa kalau kau kecewa, atau menangis tergugu karena harapan, keinginan memilki, tapi jangan berlebihan. Jangan merusak diri sendiri. Selalu pahami, cinta yang baik selalu mengajari kau agar menjaga diri. Tidak melanggar batas, tidak melewati kaidah agama. Karena esok lusa, ada orang yang mengaku cinta, tapi dia melakukan begitu banyak maksiat, menginjak-injak smeua peraturan dalam agama, menodai cinta itu sendiri. Cinta itu ibarat bibit tanaman. Jika ia tumbuh di tanah yang subur, disiram dengan pupuk pemahaman yang baik, dirawat dengan menjaga diri, maka tumbuhlah dia menjadi pohon yang berbuah lebat dan lezat. Tapi jika bibit itu tumbuh di tanah yang kering, disiram dengan racun maksiat, dirawat dengan niat jelek, maka tumbuhlah ia menjadi pohon meranggas, berduri, berbuah pahit." Hal.493.

"Jika harapan dan keinginan memiliki itu belum tergapai, belum terwujud, maka teruslah memperbaiki diri sendiri, sibukkan dengan belajar. Sekali kau bisa mengendalikan harapan dan keinginan memilki, maka sebesar apa pun wujud kehilangan, kau akan siap menghadapinya. Jika pun kau akhirnya tidak memilki gadis itu, besok lusa kau akan memperoleh pengganti yang lebih baik." Hal.493.

ttd
Ibni Ikhsan R

Kamis, 24 Desember 2015

Selamat Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1437 H (Writing Challenge #3)

Assalamualaikum wr.wb



Hari ini. Tepat 14 abad yang lalu. Walau masih terdapat perbedaan tanggal kelahiran Rasulullah yang pasti (((googling sendiri))). Lahirlah manusia yang luar biasa. Manusia yang hampir menyentuh batas kesempurnaan.

Sang pejuang. Sang petarung. Yang telah membawa agama Allah sampai pada diri kita saat ini. Yang telah mengubah dunia yang penuh kejahiliyahan menjadi penuh penerangan. Utusan Allah yang dipercaya sebagai pembawa agama Islam yang rahmatan lil alamin.

"Dan tiadalah Kami memutus Kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam" (Al Anbiya ayat 107)


Selamat Memperingati Hari Kelahiran Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Semoga rasa cinta kita terus bertambah kepada beliau. Kita bisa terus mencontoh pribadi beliau dalam kehidupan sehari-hari. Hingga akhirnya kita bisa diberikan syafaat di hari akhir nanti dan bisa bertemu dengan beliau. sekalian minta selfie bareng

Wassalamualaikum wr.wb

#AkuCintaRasul

Selasa, 22 Desember 2015

Layanan Customer Service Call (Writing Challenge #2)

Assaamu'alaikum wr.wb

Di malam yang random ini, kerandoman gue kembali muncul. Anak UI kalau random gini nih ga jelas. *sok iye*. Ceritanya tadi siang abis selesai pameran matkul perancangan produk. Ntar kapan-kapan gue ceritain ya. *ga tau kapan*

Nah di kala kerandoman ini melanda, gue tiba-tiba resah sama mbak-mbak penerima telpon customer service. Gue bingung itu orang apa robot. Soalnya ngomongnya selalu sama. Teksnya sama. Intonasinya sama. Nadanya sama. Kayaknya mainnya dari E. Rendah gitu nadanya. Padahal dia sebut namanya beda. Kan aneh. Mulai deh imajinasi gue bermain. Jangan-jangan, layanan customer service punya keturunan khusus sendiri. Namanya keturunan customer service. Nanti di nama belakangnya selalu ada C.S. Counter Strike. *garing*. Misalnya nama orangnya Joko. Nah kalau Joko lahir di keturunan customer service bakal jadi Joko C.S, *tambah garing* *kriuk-kriuk* Jadi mereka bakal nikah sesama customer service. Anaknya pas baru lahir langsung diajarin "halo selamat siang, dengan Joko ada yang bisa dibantu?", terus dia bakal jadi customer service juga. Kalau kumpul keluarga susah deh tuh. Berisik ngobrol nadanya sama. Terus ntar anak-anaknya nikah lagi punya anak lagi. Gitu aja terus sampe utang Indonesia lunas. *maksa*

Atau, kemungkinan selanjutnya adalah ada yayasan customer care. Di yayasan ini bakal ada pendidikan khusus dari SD, SMP, SMA, bahkan pendidikan tinggi alias kuliah. Tiap hari cuma diajarin cara nerima telpon yang baik. Gurunya juga sama ngomongnya. Bahkan siswanya ga bisa bedain itu suara gurunya apa temennya. Iyalah orang nadanya sama. Bahkan satpamnya sekolahannya juga sama. Ntar kalau ada orang tua siswa yang nanya ke satpam "pak. kelas 12 udah pulang belom?". Satpamnya bakal jawab "tekan 1 untuk berbicara dengan customer service call kami."

Udah ah makin random makin ga jelas. Masih belom pulih nih tenaga akibat serangan semester 5. Jangan ikutan ga jelas ya. Nanti bakal seirng ada tulisan berbobot kok haha tenang aja.

Bye!
Ibni Ikhsan R


Libur Telah Tiba! (Writing Challenge #1)

Halo semuaaa!!!

Maafin gue yaa dua minggu kemarin sempet menghilang. UAS+tugas akhir semester lima ini cukup membantai diri gue. Mungkin, ini pelajaran bagi gue yang deadliners. Gue gak pulang-pulang dan cuma tidur sehari 1-2 jam. Dan itu pun tidurnya pas siang haha. Yaudalahya, namanya juga semester 5. Katanya, keringat mahasiswa TI semester 5 itu penuh dengan darah. *lebay*

Tapi sekarang, semua telah selesai. Yaaa. Selesaiiiiiii. Jadi, udah ga ada lagi yang namanya ke mall ngamatin parkiran. Ga ada lagi yang namanya ke restoran fast food ngintip-ngintp dapurnya. Ga ada lagi yang namanya main tamiya-tamiyaan lagi. Ga ada lagi yang namanya nganalisa kelayakan industri. Ga ada lagi yang namanya bikin layout pabrik. Ga ada lagi yang namanya ngerancang produk parfum. Itu semua udah menjadi bekal yang siap gue bawa di kehidupan nanti. Makasih semester 5!!

Selamat liburaaaan!! Sampai bertemu di semester 6!!

Ibni Ikhsan R

Kamis, 10 Desember 2015

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Foto saya
Bocah (bau kencur) yang punya impian menjadi imam terbaik buat istri dan anak-anaknya. Bocah (penuh dosa) yang ingin ilmunya bermanfaat dengan menjadi seorang guru. Bocah (labil) yang (alhamdulillah) sudah berpenghasilan sendiri. Bocah (lugu) yang haus akan impian dan cita-cita!

Yang Kepo

Pengikut